Senin, 21 November 2011

etika keperawatannnnn


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena berkat rahmat dan hidayah – Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini yaitu mengenai “Batas Legal Tindakan Keperawatan” dengan cukup baik.
Kami menyadari bahwa, makalah ini masih banyak kekurangan baik isi maupun redaksinya. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat konstruktif kearah perbaikan selanjutnya. Dan bersama ini pula kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Terutama kepada Ibu Yanti Sinaryati , S.kep Ners  selaku dosen Etika Dan Hukum Keperawatan.
Merupakan suatu harapan kami , semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya, umumnya bagi semua pengembangan ilmu pengetahuan.









Ciamis, 05 Nopember 2010
Penulis




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN................................ ....................................iii
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................... 1
            2.1 Peranan legal praktek keperawatan..................................... 1
            2.2 Perjanjian / kontrak perwalian............................................. 1
            2.3 Batas tanggung jawab dalam keperawatan.......................... 1
            2.4 Masalah legal dalam keperawatan........................ .............. 1
            2.5 Kewajiban perawat ......................... ................................... 3
            2.6 Hak – hak perawat ......................... ................................... 3
            2.7 Hak pasien ...................................... ................................... 4
BAB III : KESIMPULAN.................................. ...................................6
DAFTAR PUSTAKA............................... ................................. ...........8





BAB I
PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan dan tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya pemberi pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat akan menempuh jalur hukum untuk membela hak-haknya.
Klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukum untuk mendapatkan pelayanan yang aman dan kompeten. Perhatian terhadap legal dan etik yang dimunculkan oleh konsumen telah mengubah sistem pelayanan kesehatan.
Kebijakan yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat untuk mendapatkan persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan. Institusi telah membentuk berbagai komite etik untuk meninjau praktik profesional dan memberi pedoman bila hak-hak klien terancam. Perhatian lebih juga diberikan pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan semakin bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan keluarganya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.
                                            








Unpad Webblog
Dec 11
Category: profesi perawat
PENGERTIAN ILMU
Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul yang memiliki ciri adanya suatu metedologi yang harus dicapai secara  logis dan koheren, memiliki hubungan dengan tanggung jawab ilmuwan, bersifat universal, memiliki objektivitas tanpa disisipi oleh prasangka-prasangka subjektif, dapat dikomunikasikan, kritis dimana tidak ada teori ilmiah yang definitif, terbuka bagi peninjauan krotis dan berguna sebagai wujud hubungannya antara teori dan praktek.
Dalam memahami sebuah ilmu terdapat sebuah aktivitas yang berpangkal pada konsep struktur pemikran manusia. Pembentukan sebuah konsep bterkait dengan 4 hal yaitu:
  • Kenyataan dimana merupakan sebuah misteri apabila tidak diungkapkan dalam bahasa
  • Teori yang merupakan tingkat pengertian seseorang yang sudah teruji sehingga dapat dipakai dalam pemahaman suatu hal
  • Kata-kata yang merupakan cerminan ide-ide yang diungkapkan secara verbal
  • Pemikiran yang merupakan hasil akan manusia yang diekspresikan dalam bentuk bahasa
Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan sebuah hasil pemikiran manusia yang dapat menyesuaikan antara hukum pemikiran dengan dunia luar yang juga mengandung subjektivitas dan objektivitas dari sesuatu yang dikertahui dengan didasari oleh pemikiran manusia.
KARAKTERISTIK ILMU
Suatu kegiatan dikatakan sebuah ilmu apabila memiliki 6 karakteristik, diantaranya:
  • Masalah
Masal merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertitik tolak dari persoalan yang dapat menarik perhatian. Apabila tidak terdapat suatu masalah, maka juga tidak terdapat sebuah ilmu, sebab ilmu tumbuh dari suatu permasalahan yang ada untuk dipecahkan. Rasa ingin tahu dari masalah terseb ut itulah yang akan menimbulkan sebuah ilmu.
  • Sikap
Karena adanya suatu masalah, maka seseorang harus memilki sikap terhadap masalah tersebut agar masalah tersebut dapat teratasi. Sikap ingin tahu inilah yang harus dimiliki seseorang un tuk menghadapi suatu masalah untuk menghasilkan sebuah ilmu.
  • Metode
Metode merupakan sebuah cara yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan. Tanpa memeliki suatu cara-cara tertentu, masalah sulit terselesaikan, cara-cara yang dimaksud tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan sebuah ilmu.
  • Aktivitas
Merupakan seluruh aktivitas manusia dalam menghadapi permasalahn yang jelas dan terencana. Dengan aktivitas inilah dapat digunakan untuk membangun sebuah ilmu, dan aktivitas ini tergantung kepada kemampuan yang dimiliki seseorang, keterampilan, adanya kesadaran moral dan usaha bagi seseorang yang ingin menghasilkan sebuah ilmu.
  • Solusi
Solusi merupakan ciri yang menandakan bahwa sebuah ilmu akan dapat memecahkan persoalan dengan menggunakan sebuah prinsip umum atau hukum-hukum tertentu.
  • Pengaruh
Pengaruh merupakan bagian dari kegiatan ilmiah yang dapat memperlihatkan sejauh mana pengaruh ilmu terhadap masalah-masalah kehidupan. Apakah berpengaruh positif atau juga dapat berpengaruh negatif. Hasil pemecahan masalah dan pengaruh tersebut merupakan konsekuensi dari masing-masing ilmu.
UNSUR-UNSUR YANG MEMBENTUK STRUKTUR PEMIKIRAN MANUSIA
Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia. Tanpa pikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada dan untuk dapat tetap ada terdapat 8 unsur yang membentuk struktur pemikiran manusia, diantaranya:
  • Pengamatan
Unsur ini merupakan bagian dari unsur yang dapat membentuk struktur pikiran karena melalui pengamatan dapat timbul keterkaitan pada objek tertentu sehingga dapat membuat sebuah pemikiran.
  • Penyelidikan
Setelah dilakukan pengamatan, maka dapat dihasilkan suatu persepsi dan konsep yang diingat baik secara sederhana maupun kompleks, sehinnga dapat terbentuk struktur pemikiran.
  • Percaya
Rasa percaya pada objek muncul dalam kesadaran yang biasanya timbul dari suatu rasa keraguaan akan objek yang akan diselidiki, melalui rasa percaya terhadap objek tersebut akan timbul pemikiran untuk mdencapai akan apa yang akan dihasilkan.
  • Keinginan
Keinginan dapat menjadi pembentuk struktur pemikiran. Apabila tidak ada keinginan untuk mengenal, mengetahui bahkan menyelidiki suatu objek, maka tidak terjadi sebuah pemikiran.
  • Adanya maksud
Apabila seseorang tidak mempunyai maksud terhadap objek tertentu walaupun telah diamati dan diselidiki, maka sulit untuk dapat terjadi sebuah pikiran.
  • Mengatur
Pikiran merupakan suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang, dan pikiran dapat mengatur melalui kesadaran. Proses pengaturan ini akhirnya dapat membentuk sebuah pemikiran.
  • Menyesuaikan
Menyesuaikan merupakan bagian dari komponen yang dapat membentuk sebuah struktur pemikiran manusia, melalui kemampuan dalam menyesuaikan pemikiran-pemikiran akan terdapat pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada pemikiran melalui kondisi yang ada dalam keadaan fisik, bilogis, maupun lingkungan.
  • Menikmati
Melalui pikiran-pikiran akan dapat dirasakan kenikmatan tersendiri dalam menekuni berbagai persoalan hidup. Proses menikamti ini juga akan membentuk struktur pemikiran manusia.
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
Perkembangan ilmu mengalami beberapa periode atau zaman diantaranya:
  • Zaman Pra Yunani Kuno
Pada zaman ini perkembangan sebuah ilmu dapat diketahui dasar pengalaman. Sikap pengalaman tersebut dihubungkan dengan kekuatan magis. Adanya penemuan terhadap bilangan sudah dimulai ke tingkat abstraksi. Kemampuan menulis, berhitung, dan menentukan kalender atas sintesis dari hasil abstraksi yang dilakukan. Selain itu terdapat kemampuan meramal yang didasari atas peristiwa yang pernah terjadi.
  • Zaman Yunani Kuno
Pada zaman ini sudah mulai ada perekembangan dalam ilmu yang didasari atas kebebasan seseorang dalam mengungkapkan ide-ide pendapatnya, sudah tidak mempercayai adanya kekuatan magis atau mitos yang ada, masyarakat pada zaman itu tidak lagi menerima begitu saja dari fenomena yang ada, tapi lebih menekankan proses penyelidikan dari peristiwa tersebut dan pemikiran-pemikiran yang kritis.
  • Zaman Pertengahan
Pada zaman pertengahan para ilmuwan ini dikaitkan dengan para ahli agama sehingga segala kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung adanya kebenaran agama. Pada masa itu perkembangan ilmu sudah mulai di wilayah timur melalui peradaban dunia Islam dengan dilakukannya penerjemahan karya-karya filosofis sehinnga pada zaman itu terdapat penemuan cara pengamatan astronomi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu bumi, dan lai-lain, serta terdapat penegasan sistem di desimal dan dasar-dasar aljabar.
  • Zaman Renaissance
Zaman ini terjadi pada tahun 14-17 Masehi dengan ditandai adanya banyak terjadi penemuan-penemuan ilmu pengetahuan moderen, dan pada zaman ini pemikiran manusia mulai berkembang yaitu adanya pemikiran bahwa dalam mencapai kemajuan atas hasil masalah sendiri tidak didasarkan atas campur tangan Illahi, zaman ini sudah ditemukan cara-cara berpikir ilmiah seperti adanya pengamatan, penyingkiran segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati, idealisasi, dan adanya penyusuanan teori atas dasar peristiwa, adanya percobaan untuk meguji teori yang ada.
  • Zaman Moderen
Zaman ini terjadi pada tahun 17-19 Masehi dengan ditandai adanya penemuan-penemuan ilmiah dan telah disusun beberapa langkah dalam berpikir secara ilmiah, menurut Descrates langkah tersebut antara lain, tidak menerima apapun sebagai hal yang benar kecuali diyakini sendiri kalau itu memang sesuatu yang benar, adanya pemilihan masalah menjadikan bagian yang kecil sehingga memudahkan dalam penyelesaian, adanya cara berpikir dari hal sederhana sehingga ke hal yang paling rumit serta adanya perincian secara lengkap dan pemeriksaan menyeluruh dari berbagai hal.
  • Zaman Kontemporer
Zaman ini9 dimulai pada abad ke 20, dimana pada zaman ini terjadi perkembangan ilmu yang pesat dengan dimulainnya teori-teori alam, serta adanya penemuan teknologi yang canggih seperti teknologi informasi dan komunikasi. Disamping itu juga terjadi perkembangan ilmu kedokteran yang terbagi dalam spesialisasi dan subspesialisasi. Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, maka ilmu keperawatan juga mulai dikembangkan dengan perkembangan spesialisasi.
KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU
Keperawatan sebagai ilmu memilki objek formal dan materia, sebagai objek forma, keperawatan memilki cara pandang pada respons manusia terhadap masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, kemudian bantuan pada manusia diberikan pada individu, kelompok atau masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam masalah kesehatan dan proses penyembuhan, dimana ilmu keperawatan sangat memperhatikan masalah-masalah keperawatan yang dilakukan dengan mencari kebenaran secara ilmiah.
Sebagai objek materia, keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara sistematis dan menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia ditujukkan kepada bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang berkaitan dengan kondisi kesehatan itu sendiri dan manusia sebagai makhluk yang utuh dan unik. Keperawatan dikatakan sebuah ilmu karena keperawatan memiliki landasan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu scientific nursing karena ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan selalu berkembang.
PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN
Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang ilmu keperawatan, banyak mendapatkan tekanan diantaranya tekanan dari luar dan tekanan dari dalam, sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu keperawatan adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan dan tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara terus menerus ada dan selalu memerlukan jawaban.
Kelompok cabang ilmu keperawatan:
  • Ilmu keperawatan dasar
Konsep dasar keperawatan
Keperawatan profesional
Komunikasi keperawatan
Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Kebutuhan dasar manusia
Pendidikan keperawatan
Pengantar riset keperawatan
Dokumentasi keperawatan
  • Ilmu keperawatan klinik
Keperawatan anak
Keperawatan maternitas
Keperawatan medikal bedah
Keperawatan jiwa
Keperawatan gawat darurat
  • Ilmu keperawatan komunitas
Keperawatan komunitas
Keperawatan keluarga
Keperawatan gerontik
  • Ilmu penunjang
Imu humaniora
Ilmu alam dasar
Ilmu perilaku
Ilmu sosial
Ilmu biomedik
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kedokteran klinik
Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas profesional, maka upaya yang dapat dilakukan menurut Prof. Ma’rifin Husin adalah dengan menghasilkan masalah baru dalam keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam proses berkembangnya ilmu keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan ilmu keperawatan sehingga diharapkan perawat dapat melakukan penelitian, selain itu dilihat juga adanya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat penapis dan adaptasi teknologi keperawatan serta adanya pengembangan model pemberian asuhan keperawatan. Untuk menjadi ilmuwan dalam bidang keperawatan, sangat diperlukan berbagai persyaratan antara lain prosedur ilmiah atau kegiatan ilmiahnya diakui oleh para ilmuwan lainnya, metode ilmiahnya dapat dipergunakan oleh ilmuwan lainnya dalam bidang ilmu yang sejenis, pendidikan formal yang ditempuh diakui secara akademis, memiliki kejujuran ilmiah sehingga tidak akan mengklaim hasil temuan orang lain dianggap miliknya, dan harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Akhir-akhir ini ilmu keperawatan menunjukkan perkembangannya dengan terbentuknya pola pembagian kelompok ilmu keperawatan yang terdiri dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, ilmu keperawatan klinik, ilmu penunjang dengan penjabaran kelompok cabang ilmu keperawatan.

Karakteristik Ilmu
Di samping memiliki syarat-syarat tertentu, ilmu memiliki pula karakteristik atau sifat yang menjadi ciri hakiki ilmu. Randall dan Buchler mengemukakan beberapa ciri umum ilmu, yaitu : (1) hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, (2) Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan (3) obyektif tidak bergantung pada pemahaman secara pribadi. Pendapat senada diajukan oleh Ralph Ross dan Enerst Van den Haag bahwa ilmu memiliki sifat-sifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif (Uyoh Sadulloh,1994:44).
Sementara, dari apa yang dikemukakan oleh Lorens Bagus (1996:307-308) tentang pengertian ilmu dapat didentifikasi bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable, valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Bahkan dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal
Sementara itu, Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut : (1) obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan pada emosional subyektif, (2) koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan; (3) reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi, (4) valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun eksternal, (5) memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum, (6) akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan (7) dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.


Sejarah perkembangan Ilmu dan Filsafat

Oleh: Riwayat
(Mhs. Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang)
Dalam buku History and Philosophy of  Science karangan L.W.H. Hull (1950), menulis setidaknya sejarah filsafat dan ilmu dapat dibagi dalam beberapa periode, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh yang terkenal pada periode itu.
Pertama, periode filsafat Yunani (Abad 6 SM-0 M). Pada  masa ini ahli filsafatnya adalah Thales yang ahli filsafat, astronomi dan geometri. Dalam pengembaraanya intelektualnya menggunakan pola deduktif.
Aristoteles sebagai tokoh filsafat dan  ilmu empiris menggunakan pendekatan induktif, sedangkan Phytagoras menggunakan pendekatan mistis dan matematis dalam aritmatika dan geometrinya. Plato sebagai orang yang ahli ilmu rasional dan filsafat menggunakan pendekatan deduktif. Yang pasti pada periode ini para filosof  dan intelek pada masa itu menggunakan dua metode yaitu metode filosofis deduktif dan filosofis induktif dan empiris.
Kedua, periode kelahiran Nabi Isa (Abad 0-6 M). Pada   masa ini pertentangan antara gereja yang diwakili oleh  para pastur dan para raja yang pro kepada gereja. Sehingga pada masa ini filsafat mengalami kemunduran. Para raja membatasi kebebasan berfikir sehingga filsafat seolah-olah telah mati suri. Ilmu menjadi beku, kebenaran hanya menjadi otoritas gereja, gereja dan para raja yang berhak mengatakan dan menjadi sumber kebenaran.
Ketiga, Periode kebangkitan Islam (Abad 6-13 M), pada masa ini  dunia Kristen Eropa mengalami kegelapan, ada juga yang menyatkan periode ini sebagai periode pertengahan. Masa keemasan atau kebangkitan Islam ditandai dengan banyaknya ilmuan-ilmuan Islam yang ahli dibidang masing-masing, berbagai buku ilniah diterbitkan dan ditulis. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali yang ahli dalam hokum Islam, Al-farabi ahli astronomi dan matematika, Ibnu Sina ahli kedokteran dengan buku terkenalnya yaitu The Canon of Medicine. Al-kindi ahli filsafat, Al-ghazali intelek yang meramu berbagai ilmu sehingga menjadi kesatuan dan kesinambungan dan mensintesis antara agama, filsafat, mistik dan sufisme . Ibnu Khaldun ahali sosiologi, filsafat sejarah, politik, ekonomi, social dan kenegaraan. Anzahel ahli dan penemu teori peredaran planet. Tetapi setelah perang salib terjadi umat Islam mengalami kemundurran, umat Islam dalam keadaan porak-poranda oleh berbagai peperangan.
Keempat, periode kebangkitan Eropa (Abad14-20). Pada masa ini Kristen yang alam berkauasa danmenjadisumber otoritas kebenaran mengalami kehancuran, abad kemunduran umat Islam berbagai pemikiran Yunai muncul, aluyr pemikiran yang mereka anut adalah empirisrme dan rasionalitas. Peradaban Eropa bangkit melampaui dunai islam. masa ini juga muncul intelektual Gerard Van Cromona yang  menyalin buku Ibnu Sina The canon of medicine , Fransiscan Roger Bacon, yang menganut aliran pemikiran empirisme danrealisme berusaha mnenentang berbagaikebijakan gereja dan penguasa pada waktu  itu. Dalam hal ini Galileo dan Copernicus juga mengalami penindasan dari penguasa, masa ini juga menyebabkan perpecahan dalam agama Kristen, yaitu Kristen katolik dan protestan.perlawanan terhadap gereja dan raja yang menindas terus berlangsung, revolusi  ilmu pengetahuan makin gencar dan meningkat, apakah revolusoi dalam bidang teknik maupun intelektul. Pada masa ini banyak muncul para ilmuwan seperti Newton dengan teori gravitasinya, John Locke yang menghembuskan perlawanan kepada pihak gereja dengan mengemukakan bahwa manusia bebas untuk berbicara, bebas mengeluarkan pendapat, hak untuk hidup, hak untuk  merdeka, hak berfikir. Hal serupa juga dilakuklan ole J.J .Rousseau mengecam penguasa dalam bukunya yang berjudul Social Contak.
Hal berbeda terjadi didunai Islam, pada masa ini umat Islam tertatih untuk bangkit dari keterpurukan spiritual. Intelektual Islam yang gigih menyeru umat Islam untuk kembali pada ajaran al-Quran dan Hadis. Pada masa krisis moral dan peradaban muncul ilmuwan lainnya yaitu Muhammad Abduh. Muhammad Abduh berusaha membangkitkan umat Islam untuk menggunakan akalnya. Ia  berusaha mengikis habis taklid. Hal tersebut dilakukan oleh Muhammad Abduh agara umat Islam menemukan ilmu yang berasal dari al-Quran dan hadis.