Unpad Webblog
Dec 11
PENGERTIAN
ILMU
Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat
atau asal usul yang memiliki ciri adanya suatu metedologi yang harus dicapai
secara logis dan koheren, memiliki hubungan dengan tanggung jawab
ilmuwan, bersifat universal, memiliki objektivitas tanpa disisipi oleh
prasangka-prasangka subjektif, dapat dikomunikasikan, kritis dimana tidak ada
teori ilmiah yang definitif, terbuka bagi peninjauan krotis dan berguna sebagai
wujud hubungannya antara teori dan praktek.
Dalam memahami sebuah ilmu terdapat sebuah aktivitas yang
berpangkal pada konsep struktur pemikran manusia. Pembentukan sebuah konsep
bterkait dengan 4 hal yaitu:
- Kenyataan
dimana merupakan sebuah misteri apabila tidak diungkapkan dalam bahasa
- Teori yang
merupakan tingkat pengertian seseorang yang sudah teruji sehingga dapat
dipakai dalam pemahaman suatu hal
- Kata-kata
yang merupakan cerminan ide-ide yang diungkapkan secara verbal
- Pemikiran
yang merupakan hasil akan manusia yang diekspresikan dalam bentuk bahasa
Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan sebuah hasil
pemikiran manusia yang dapat menyesuaikan antara hukum pemikiran dengan dunia
luar yang juga mengandung subjektivitas dan objektivitas dari sesuatu yang
dikertahui dengan didasari oleh pemikiran manusia.
KARAKTERISTIK ILMU
Suatu kegiatan dikatakan sebuah ilmu apabila memiliki 6
karakteristik, diantaranya:
Masal merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertitik tolak
dari persoalan yang dapat menarik perhatian. Apabila tidak terdapat suatu
masalah, maka juga tidak terdapat sebuah ilmu, sebab ilmu tumbuh dari suatu
permasalahan yang ada untuk dipecahkan. Rasa ingin tahu dari masalah terseb ut
itulah yang akan menimbulkan sebuah ilmu.
Karena adanya suatu masalah, maka seseorang harus memilki
sikap terhadap masalah tersebut agar masalah tersebut dapat teratasi. Sikap
ingin tahu inilah yang harus dimiliki seseorang un tuk menghadapi suatu masalah
untuk menghasilkan sebuah ilmu.
Metode merupakan sebuah cara yang digunakan dalam
menyelesaikan persoalan. Tanpa memeliki suatu cara-cara tertentu, masalah sulit
terselesaikan, cara-cara yang dimaksud tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan sebuah ilmu.
Merupakan seluruh aktivitas manusia dalam menghadapi
permasalahn yang jelas dan terencana. Dengan aktivitas inilah dapat digunakan
untuk membangun sebuah ilmu, dan aktivitas ini tergantung kepada kemampuan yang
dimiliki seseorang, keterampilan, adanya kesadaran moral dan usaha bagi
seseorang yang ingin menghasilkan sebuah ilmu.
Solusi merupakan ciri yang menandakan bahwa sebuah ilmu
akan dapat memecahkan persoalan dengan menggunakan sebuah prinsip umum atau
hukum-hukum tertentu.
Pengaruh merupakan bagian dari kegiatan ilmiah yang dapat
memperlihatkan sejauh mana pengaruh ilmu terhadap masalah-masalah kehidupan.
Apakah berpengaruh positif atau juga dapat berpengaruh negatif. Hasil pemecahan
masalah dan pengaruh tersebut merupakan konsekuensi dari masing-masing ilmu.
UNSUR-UNSUR YANG MEMBENTUK STRUKTUR PEMIKIRAN MANUSIA
Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran
manusia. Tanpa pikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada dan untuk
dapat tetap ada terdapat 8 unsur yang membentuk struktur pemikiran manusia,
diantaranya:
Unsur ini merupakan bagian dari unsur yang dapat
membentuk struktur pikiran karena melalui pengamatan dapat timbul keterkaitan
pada objek tertentu sehingga dapat membuat sebuah pemikiran.
Setelah dilakukan pengamatan, maka dapat dihasilkan suatu
persepsi dan konsep yang diingat baik secara sederhana maupun kompleks,
sehinnga dapat terbentuk struktur pemikiran.
Rasa percaya pada objek muncul dalam kesadaran yang
biasanya timbul dari suatu rasa keraguaan akan objek yang akan diselidiki, melalui
rasa percaya terhadap objek tersebut akan timbul pemikiran untuk mdencapai akan
apa yang akan dihasilkan.
Keinginan dapat menjadi pembentuk struktur pemikiran.
Apabila tidak ada keinginan untuk mengenal, mengetahui bahkan menyelidiki suatu
objek, maka tidak terjadi sebuah pemikiran.
Apabila seseorang tidak mempunyai maksud terhadap objek
tertentu walaupun telah diamati dan diselidiki, maka sulit untuk dapat terjadi
sebuah pikiran.
Pikiran merupakan suatu organisme yang teratur dalam diri
seseorang, dan pikiran dapat mengatur melalui kesadaran. Proses pengaturan ini
akhirnya dapat membentuk sebuah pemikiran.
Menyesuaikan merupakan bagian dari komponen yang dapat
membentuk sebuah struktur pemikiran manusia, melalui kemampuan dalam
menyesuaikan pemikiran-pemikiran akan terdapat pembatasan-pembatasan yang
dibebankan pada pemikiran melalui kondisi yang ada dalam keadaan fisik,
bilogis, maupun lingkungan.
Melalui pikiran-pikiran akan dapat dirasakan kenikmatan
tersendiri dalam menekuni berbagai persoalan hidup. Proses menikamti ini juga
akan membentuk struktur pemikiran manusia.
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
Perkembangan ilmu mengalami beberapa periode atau zaman
diantaranya:
Pada zaman ini perkembangan sebuah ilmu dapat diketahui
dasar pengalaman. Sikap pengalaman tersebut dihubungkan dengan kekuatan magis.
Adanya penemuan terhadap bilangan sudah dimulai ke tingkat abstraksi. Kemampuan
menulis, berhitung, dan menentukan kalender atas sintesis dari hasil abstraksi
yang dilakukan. Selain itu terdapat kemampuan meramal yang didasari atas
peristiwa yang pernah terjadi.
Pada zaman ini sudah mulai ada perekembangan dalam ilmu
yang didasari atas kebebasan seseorang dalam mengungkapkan ide-ide pendapatnya,
sudah tidak mempercayai adanya kekuatan magis atau mitos yang ada, masyarakat
pada zaman itu tidak lagi menerima begitu saja dari fenomena yang ada, tapi
lebih menekankan proses penyelidikan dari peristiwa tersebut dan
pemikiran-pemikiran yang kritis.
Pada zaman pertengahan para ilmuwan ini dikaitkan dengan
para ahli agama sehingga segala kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung
adanya kebenaran agama. Pada masa itu perkembangan ilmu sudah mulai di wilayah
timur melalui peradaban dunia Islam dengan dilakukannya penerjemahan
karya-karya filosofis sehinnga pada zaman itu terdapat penemuan cara pengamatan
astronomi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu bumi, dan lai-lain, serta terdapat
penegasan sistem di desimal dan dasar-dasar aljabar.
Zaman ini terjadi pada tahun 14-17 Masehi dengan ditandai
adanya banyak terjadi penemuan-penemuan ilmu pengetahuan moderen, dan pada
zaman ini pemikiran manusia mulai berkembang yaitu adanya pemikiran bahwa dalam
mencapai kemajuan atas hasil masalah sendiri tidak didasarkan atas campur
tangan Illahi, zaman ini sudah ditemukan cara-cara berpikir ilmiah seperti
adanya pengamatan, penyingkiran segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa
yang diamati, idealisasi, dan adanya penyusuanan teori atas dasar
peristiwa, adanya percobaan untuk meguji teori yang ada.
Zaman ini terjadi pada tahun 17-19 Masehi dengan ditandai
adanya penemuan-penemuan ilmiah dan telah disusun beberapa langkah dalam
berpikir secara ilmiah, menurut Descrates langkah tersebut antara lain, tidak
menerima apapun sebagai hal yang benar kecuali diyakini sendiri kalau itu
memang sesuatu yang benar, adanya pemilihan masalah menjadikan bagian yang
kecil sehingga memudahkan dalam penyelesaian, adanya cara berpikir dari hal
sederhana sehingga ke hal yang paling rumit serta adanya perincian secara
lengkap dan pemeriksaan menyeluruh dari berbagai hal.
Zaman ini9 dimulai pada abad ke 20, dimana pada zaman ini
terjadi perkembangan ilmu yang pesat dengan dimulainnya teori-teori alam, serta
adanya penemuan teknologi yang canggih seperti teknologi informasi dan
komunikasi. Disamping itu juga terjadi perkembangan ilmu kedokteran yang
terbagi dalam spesialisasi dan subspesialisasi. Seiring dengan perkembangan
ilmu kedokteran, maka ilmu keperawatan juga mulai dikembangkan dengan
perkembangan spesialisasi.
KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU
Keperawatan sebagai ilmu memilki objek formal dan
materia, sebagai objek forma, keperawatan memilki cara pandang pada respons
manusia terhadap masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, kemudian
bantuan pada manusia diberikan pada individu, kelompok atau masyarakat yang
tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam masalah kesehatan dan proses
penyembuhan, dimana ilmu keperawatan sangat memperhatikan masalah-masalah
keperawatan yang dilakukan dengan mencari kebenaran secara ilmiah.
Sebagai objek materia, keperawatan memiliki bahasan yang
disusun secara sistematis dan menggunakan metode ilmiah dimana asuhan
keperawatan pada manusia ditujukkan kepada bagian yang tidak dapat berfungsi
secara sempurna yang berkaitan dengan kondisi kesehatan itu sendiri dan manusia
sebagai makhluk yang utuh dan unik. Keperawatan dikatakan sebuah ilmu karena
keperawatan memiliki landasan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu scientific
nursing karena ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan selalu berkembang.
PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN
Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti
perkembangan ilmu lain mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang
selalu berubah menurut tuntutan zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang ilmu
keperawatan, banyak mendapatkan tekanan diantaranya tekanan dari luar dan
tekanan dari dalam, sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada
perkembangan ilmu keperawatan adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan
industri kesehatan dan tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara
terus menerus ada dan selalu memerlukan jawaban.
Kelompok cabang ilmu keperawatan:
Konsep dasar keperawatan
Keperawatan profesional
Komunikasi keperawatan
Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Kebutuhan dasar manusia
Pendidikan keperawatan
Pengantar riset keperawatan
Dokumentasi keperawatan
Keperawatan anak
Keperawatan maternitas
Keperawatan medikal bedah
Keperawatan jiwa
Keperawatan gawat darurat
- Ilmu
keperawatan komunitas
Keperawatan komunitas
Keperawatan keluarga
Keperawatan gerontik
Imu humaniora
Ilmu alam dasar
Ilmu perilaku
Ilmu sosial
Ilmu biomedik
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kedokteran klinik
Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh
komunitas profesional, maka upaya yang dapat dilakukan menurut Prof. Ma’rifin
Husin adalah dengan menghasilkan masalah baru dalam keperawatan melalui proses
berkelanjutan. Dalam proses berkembangnya ilmu keperawatan dituntut adanya
riset dan pengembangan ilmu keperawatan sehingga diharapkan perawat dapat
melakukan penelitian, selain itu dilihat juga adanya pusat penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat penapis dan adaptasi
teknologi keperawatan serta adanya pengembangan model pemberian asuhan
keperawatan. Untuk menjadi ilmuwan dalam bidang keperawatan, sangat diperlukan
berbagai persyaratan antara lain prosedur ilmiah atau kegiatan ilmiahnya diakui
oleh para ilmuwan lainnya, metode ilmiahnya dapat dipergunakan oleh ilmuwan
lainnya dalam bidang ilmu yang sejenis, pendidikan formal yang ditempuh diakui
secara akademis, memiliki kejujuran ilmiah sehingga tidak akan mengklaim hasil
temuan orang lain dianggap miliknya, dan harus memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi.
Akhir-akhir ini ilmu keperawatan menunjukkan
perkembangannya dengan terbentuknya pola pembagian kelompok ilmu keperawatan
yang terdiri dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, ilmu
keperawatan klinik, ilmu penunjang dengan penjabaran kelompok cabang ilmu
keperawatan.
Karakteristik Ilmu
Di samping memiliki
syarat-syarat tertentu, ilmu memiliki pula karakteristik atau sifat yang
menjadi ciri hakiki ilmu. Randall dan Buchler mengemukakan beberapa ciri umum
ilmu, yaitu : (1) hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama,
(2) Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan (3)
obyektif tidak bergantung pada pemahaman secara pribadi. Pendapat senada
diajukan oleh Ralph Ross dan Enerst Van den Haag bahwa ilmu memiliki
sifat-sifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif (Uyoh Sadulloh,1994:44).
Sementara, dari apa yang
dikemukakan oleh Lorens Bagus (1996:307-308) tentang pengertian ilmu dapat
didentifikasi bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren yakni tidak
kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan metode pengembangan
ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable, valid, dan akurat.
Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu dilakukan melalui
pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki keterandalan dan
keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki akurasi dengan
tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Bahkan dapat memberikan daya prediksi
atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal
Sementara itu, Ismaun (2001)
mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut : (1) obyektif;
ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan
pada emosional subyektif, (2) koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak
kontradiksi dengan kenyataan; (3) reliable; produk dan cara-cara
memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keterandalan
(reabilitas) tinggi, (4) valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu
dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi,
baik secara internal maupun eksternal, (5) memiliki generalisasi;
suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum, (6) akurat; penarikan
kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan (7) dapat
melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya prediksi atas
kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
Sejarah perkembangan Ilmu dan Filsafat
November 18, 2007 oleh riwayat
Oleh:
Riwayat
(Mhs.
Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang)
Dalam
buku History and Philosophy of Science karangan L.W.H. Hull
(1950), menulis setidaknya sejarah filsafat dan ilmu dapat dibagi dalam
beberapa periode, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh yang terkenal pada periode
itu.
Pertama, periode filsafat Yunani (Abad 6 SM-0 M).
Pada masa ini ahli filsafatnya adalah Thales yang ahli filsafat,
astronomi dan geometri. Dalam pengembaraanya intelektualnya menggunakan pola
deduktif.
Aristoteles
sebagai tokoh filsafat dan ilmu empiris menggunakan pendekatan induktif,
sedangkan Phytagoras menggunakan pendekatan mistis dan matematis dalam
aritmatika dan geometrinya. Plato sebagai orang yang ahli ilmu rasional dan
filsafat menggunakan pendekatan deduktif. Yang pasti pada periode ini para
filosof dan intelek pada masa itu menggunakan dua metode yaitu metode
filosofis deduktif dan filosofis induktif dan empiris.
Kedua, periode kelahiran Nabi Isa (Abad 0-6 M). Pada
masa ini pertentangan antara gereja yang diwakili oleh para
pastur dan para raja yang pro kepada gereja. Sehingga pada masa ini filsafat
mengalami kemunduran. Para raja membatasi kebebasan berfikir sehingga filsafat
seolah-olah telah mati suri. Ilmu menjadi beku, kebenaran hanya menjadi
otoritas gereja, gereja dan para raja yang berhak mengatakan dan menjadi sumber
kebenaran.
Ketiga, Periode kebangkitan Islam (Abad 6-13 M),
pada masa ini dunia Kristen Eropa mengalami kegelapan, ada juga yang
menyatkan periode ini sebagai periode pertengahan. Masa keemasan atau
kebangkitan Islam ditandai dengan banyaknya ilmuan-ilmuan Islam yang ahli
dibidang masing-masing, berbagai buku ilniah diterbitkan dan ditulis. Di antara
tokoh-tokoh tersebut adalah Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali yang ahli dalam
hokum Islam, Al-farabi ahli astronomi dan matematika, Ibnu Sina ahli kedokteran
dengan buku terkenalnya yaitu The Canon of Medicine. Al-kindi ahli
filsafat, Al-ghazali intelek yang meramu berbagai ilmu sehingga menjadi
kesatuan dan kesinambungan dan mensintesis antara agama, filsafat, mistik dan
sufisme . Ibnu Khaldun ahali sosiologi, filsafat sejarah, politik, ekonomi,
social dan kenegaraan. Anzahel ahli dan penemu teori peredaran planet. Tetapi
setelah perang salib terjadi umat Islam mengalami kemundurran, umat Islam dalam
keadaan porak-poranda oleh berbagai peperangan.
Keempat, periode kebangkitan Eropa (Abad14-20). Pada
masa ini Kristen yang alam berkauasa danmenjadisumber otoritas kebenaran
mengalami kehancuran, abad kemunduran umat Islam berbagai pemikiran Yunai
muncul, aluyr pemikiran yang mereka anut adalah empirisrme dan rasionalitas.
Peradaban Eropa bangkit melampaui dunai islam. masa ini juga muncul intelektual
Gerard Van Cromona yang menyalin buku Ibnu Sina The canon of medicine
, Fransiscan Roger Bacon, yang menganut aliran pemikiran empirisme
danrealisme berusaha mnenentang berbagaikebijakan gereja dan penguasa pada
waktu itu. Dalam hal ini Galileo dan Copernicus juga mengalami penindasan
dari penguasa, masa ini juga menyebabkan perpecahan dalam agama Kristen, yaitu
Kristen katolik dan protestan.perlawanan terhadap gereja dan raja yang menindas
terus berlangsung, revolusi ilmu pengetahuan makin gencar dan meningkat,
apakah revolusoi dalam bidang teknik maupun intelektul. Pada masa ini banyak
muncul para ilmuwan seperti Newton dengan teori gravitasinya, John Locke yang
menghembuskan perlawanan kepada pihak gereja dengan mengemukakan bahwa manusia
bebas untuk berbicara, bebas mengeluarkan pendapat, hak untuk hidup, hak
untuk merdeka, hak berfikir. Hal serupa juga dilakuklan ole J.J .Rousseau
mengecam penguasa dalam bukunya yang berjudul Social Contak.
Hal berbeda terjadi didunai Islam, pada masa ini
umat Islam tertatih untuk bangkit dari keterpurukan spiritual. Intelektual
Islam yang gigih menyeru umat Islam untuk kembali pada ajaran al-Quran dan
Hadis. Pada masa krisis moral dan peradaban muncul ilmuwan lainnya yaitu
Muhammad Abduh. Muhammad Abduh berusaha membangkitkan umat Islam untuk
menggunakan akalnya. Ia berusaha mengikis habis taklid. Hal tersebut
dilakukan oleh Muhammad Abduh agara umat Islam menemukan ilmu yang berasal dari
al-Quran dan hadis.