BAB I
PENGERTIAN
FISIOLOGI
1.
Fisiologi
Kedokteran membicarakan : cara, fungsi, susunan-susunan / sistem dan cara
masing-masing menyokong fungsi tubuh sebagai suatu kesatuan.
2.
Evolusi sel tunggal dan fungsinya :
Sel
Tunggal
|
Multi
Seluler
|
Sel
Jaringan
|
Semua proses vital
terjadi di sini
Jaringan-jaringan
satu kesatuan fungsi
|
Organ-organ
satu kesatuan
|
1
BAB II
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT
1. Ruang Bagian Cairan
Tubuh
a.
Bagian Padat Badan = 40% dari Berat Badan, terdiri dari:
-
18% Berat Badan
Protein
-
15% Berat Badan
Lemak
-
7% Berat Badan Mineral
b.
Bagian Cairan Badan = 60% dari Berat Badan, terdiri dari :
-
40% Berat Badan
Cairan Intra Sel
-
20% Berat Badan Cairan Ekstra Sel, yang terdiri dari :
·
15% Berat Badan
Cairan Interstitial
·
5% Berat Badan Cairan Intravascular
(Plasma Darah)
2
2.
Tenaga yang Menghasilkan Gerakan-Gerakan Senyawa antara
Ruang Badan
Diet
Kulit
|
Ginjal
|
Plasma
Cairan
Intra Sel
|
Dinding Kapiler
|
Cairan
Intra Sel 40% Berat Badan
|
Cairan
Interstitial 15% Berat Badan
|
Membran Sel
|
Plasma
Darah = Cairan Intra Vaskuler
|
Perbedaan komposisi tiap ruang disebabkan oleh sifat
sawar yang memisahkan.
Antar ruang-ruang terjadi pertukaran cairan dan elektrolit.
a.
Diffusi merupakan proses mengembangnya suatu gas atau senyawa dalam larutan karena
gerakan partikel-partikel untuk mengisi suatu volume yang tersedia.
3
b.
Filtrasi merupakan proses cairan dipaksa melewati suatu membrane karena perbedaan
tekanan pada kedua sisi.
Dipengaruhi oleh :
-
Tekanan luar
membrane = Tekanan Hidrostatis
-
Sifat membrane =
permeabilitas nya
-
Besar / kecil molekul / pori-pori membrane
c.
Osmosis merupakan proses difusi molekul pelarut melalu membrane semipermiabel è ke ruang yang lain / setelah dimana konsentrasi
solute-nya.
Membrane Semipermiabel
Titik-titik Molukel Air
Molekul Solute
Tekanan Osmotik Efektif,
yakni : tekanan yang diperlukan untuk mencegah agar molukel pelarut tidak
bergerak ke ruang ber solute konsentrasi lebih besar.
4
-
Tonisitas (Tonus = tekanan – kekenyalan), yaitu untuk menggambarkan
osmolitas suatu larutan relatif terhadap plasma.
-
Isotonis = Larutan yang mempunyai osmolitas sama.
-
Hipertonis = yang dengan osmolitas lebih tinggi.
-
Hypotonis = yang dengan osmolitas lebih rendah.
-
Tekanan Hydrostatis – Dinding Kapiler
Intra Sel >
K ; Ekstra Sel > Na
3.
Cara Mengukur Ruang Cairan Tubuh
Ruang dan cairan yang akan
diukur
Suntikan senyawa yang dapat
tinggal hanya di dalam satu ruangan (mis. 10%).
Test distribusi materi yang sudah disuntikkan è diambil lagi è sesudah
homogen berdiffusi dengan cairan sesuai ukuran dan jumlah cairan yang ada di
ruang.
5
4.
Komunikasi Inter
Sel dengan
-
Komunikasi Syaraf =
Neurotransmiter
-
Komunikasi Endokrin
= Hormon
-
Komunikasi Parakirin = Produk Sel è berdifusi di dalam C.E.S.
Autokrin è sesama
jenis sel.
·
Kelainan-kelainan reseptor è Penyakit
D.M. è Kekurangan Insulin
H. Myasterniagravis (Asetil Cholin Nikotinin) Otot lumpuh
5.
a. Mekanisme Adaptasi Sel
Organisasi Sel
Gambar
§
Tubuh terdapat berbagai sel
§
Masing-masing punya fungsi khusus
§
Tetapi pada taraf tertentu punya gaya hidup, unsur struktural yang serupa
§
Punya kesamaan è Keperluan O2, air, suhu, makanan, buang
sampah yang kontinue.
6
§
Sel, secara harafiah, yakni :
Unit kehidupan è kesatuan
lahiriyah yang terkecil è yang
tunjukkan macam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.
§
Sel merupakan Unit Dasar Penyakit.
§
Membrana sel è memberi bentuk sel
-
Batas dengan sel lain dan saling melekat
-
Merupakan pintu gerbang dari sel ke sel secara semipermiabel – menyangkut
dan melewatkan zat-zat tertentu selektif
-
Meneruskan dan menerima tanda-tanda dari sel-sel lain.
b. Morfologi
Fungsional Sel
a. – Membrane sel – mengelilingi sel merupakan
struktur luar biasa.
– Semipermiabel – dan dapat bervariasi. Beberapa
senyawa melewati dan menyingkirkan yang lain.
7
– Misal : Cairan Intravaskuler dan cairan
interstitial dipisahkan dengan dinding kapiler (vaskuler).
– Tekanan sawar antara plasma dan cairan
interstitial bervariasi dari suatu lapangan vasculer yang lain.
– Ini yang menjelaskan kenapa – kandungan intra
sel, K lebih tinggi dan ekstra sel, Na lebih tinggi juga Cl.
b. Mitokondria – dari membrane luar
dan dalam, yang terlipat è merupakan
unit pembentukan kekuatan sel – paling banyak dan terbaik berkembang dalam
bagian sel – tempat terjadi proses membentuk tenaga.
c. Lisosom di dalam Sitoplasma
Lisosom – juga merupakan granula dari leukosit, yang mengandung berbagai enzym è berfungsi sebagai sistem pencernaan, misal bakteri dan
lain-lain, yang masuk sel difagositik, dan lain-lain.
8
d. Ribosom – terdiri 65% RNA dan 35%
protein è melekat di Reticulum – Endoplasma è dimana sebagai tempat Sintesis Protein, mis. hormon DNA
– ditemukan di inti sel, dan dalam mitokondria – merupakan komponen chromosom
yang membawa pesan geneika.
·
Efek Antibiotik atas Sintesis Protein beberapa A.B. bekerja dengan cara
menghambat Sintesis Protein (bakteri) terutama pada bakteri, misal:
-
Kloramfenikol è mencegah hubungan normal antara RNA dan Ribosom.
-
Streptomissin, Neomisin, Kanamisin sebabkan salah baca sandi genetika.
-
Tetrasiklin – hambat pemindahan RNA.
-
Klorokuin – hambat – DNA Polymerase.
6.
Homeostatis – Lingkungan Sel Tubuh
Merupakan
komponen Cairan Interstitial dan Cairan Ekstra Celuller.
9
Hewan
multi sel è fungsi sel dapat normal bila cairan konstan.
Banyak
mekanisme reguler untuk mempertahankan Homeostatis.
Misal: - Sifat Bufer cairan tubuh
- Ginjal dan pernapasan untuk keseimbangan Asam
Basa.
7.
Penuaan è Proses sulit dipahami teori-teori
-
Kelainan komulatif sehingga è multi
acak DNA.
-
Peningkatan hubungan silang è Kolagen è Protein dan DNA Glucose, Asam Amino è Komulatif.
-
Hypothalamus è hormonal
-
Kerusakan jaringan rantai bebas.
10
BAB III
FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
1.
Pernapasan, mencakup dua proses:
a.
Pernapasan Externa, yaitu Absorsi O2 dan pembuangan CO2.
b.
Pernapasan Interna, yaitu Penggunaan O2 dan produksi CO2.
§
System pernapasan dibentuk oleh:
1)
Organ penukar gas yaitu paru-paru.
2)
Pompa gas yaitu mengembang dan mengecilnya Cavitas Thoraxis (dinding dada
dan otot pernapasan) è memventilasikan paru-paru.
3)
Pusat Regulasi – otot dan syaraf.
§
Frekuensi respirasi: 12 – 15x/menit – 500 ml udara / 6 – 8 udara/menit,
meliputi Inspirasi dan Ekspirasi.
11
2.
Alveoli – Tempat Udara Campur Gas è Berdifusi – O2 masuk darah
kapiler CO2 memasuki Alveoli –
dan dibuang 250 ml O2/menit memasuki badan,
200 ml O2/menit – dieksresikan Metana dari usus, Alkohol, Aseton bila
kelebihan è diekspirasikan è bau.
Sifat gas – beda dengan cairan:
-
Gas meluas è
mengisi volume yang tersedia.
-
Molekul-molekul dengan suhu dan tekanan yang sama, tanpa memandang dari
komposisi gas.
-
Komposisi udara kering :
Ø O2 = 20,98%
Ø N2 = 78,06%
Ø CO2
= 0,04%
Ø Unsur
Netral lain
Ø Argon
= 0,92%
Ø Helium.
-
Tekanan Barometer
(PB) sesuai dengan P permukaan laut 760 mmHg = 1 (satu) atsmofir pada 370C
PO2 = 0,21 x 760 mmHg P. H2O = Uap Air = 47 mmHg.
12
-
Spirometer è Alat pengukuran respirasi ukur perluasan dada – sesuai
dengan pemasukan dan pengeluaran gas bervariasi sesuai suhu dan tekanan.
3.
Mekanik Pernapasan, yakni Inspirasi dan Ekspirasi
Dinding dada dan paru-paru merupakan struktur yang
elastis.
Di antara dinding dada è paru-paru
Di antara dinding dada dan paru-paru :
a.
Cavum pleura – normal ada cairan tipis yang memungkinkan keduanya
masing-masing dapat bergerak paru-paru seperti meluncur (seperti gerakan dua
kaca yang di antaranya ada air tipis).
b.
Tekanan intra pleure – Subatmosfir
Jika dinding dada dibuka maka paru-paru è kolaps (arah berlawanan).
Paru-paru – kurang/hilang elastisitasnya maka dada meluas,
seperti Tong. Barrel Ship = Tong
13
c.
Inspirasi – proses Active è kontraksi
otot Thorax è Volume INTRA Thorax akan meningkat
4.
Jalannya Udara
a.
Hidung dan pharynx – udara masuk – dihangatkan, dan diambil uap airnya.
b.
Hidung dan pharynx
– ke Trachea è
Bronchus – Broncheolus – Bronchiole Respirate è Duktus Alveolus è
ke Alveolus
Struktur Paru-paru
a.
Trachea ke Sacculus Alveolaris – bercabang 23 kali.
§
16 kali cabang – udara berkonduksi saja, udara / gas keluar dan masuk.
§
7 kali cabang terakhir è zona
peralihan:
b.
Terjadi pernapasan, pertukaran gas
c.
Jin Broncheoli Respiratorius, Ductus-Alveolus dan Alveolus.
§
Sehingga luas penampang lintang jalan udara sangat meningkat, sehingga
pelan.
14
b.
Jumlah Alveolum = 300 Juta = 70 m2. Semua kontak dengan kapiler.
c.
Alveoli dilapisi dua jenis Sel Epitel.
1)
Sel Tipe I = Gepeng dengan perluasan dari Sitoplasma, sel pelapis primer.
2)
Sel Tipe II = Pneumos8t Granular Sekresi Surfaktan ada sel plasma, ada yang
khusus: Makrofag Alveolus Lymfosit, Mast Sel Sekresi Heparin Histamin è partisipasi alergi.
d.
Trachea dan Bronchus – bertulang rawan otot polos relatif sedikit. Dilapisi
Epitel Bersilia, Berkelenjar – Serosa dan Mucus
e.
Bronchioli dan Bronchiali Terminalis
-
Tulang rawan, silia dan kelenjar, tidak ada
-
Dindingnya banyak otot polos.
f.
Otot Pernapasan
d.
Diaphragma –
bertanggung jawab pada volume Intra Thorax 65%.
e.
Musculi Intercostales Externi juga merupakan Otot Inspirasi.
15
5.
Volume Paru
a.
Volume Tindal = Volume udara yang masuk dan keluar paru (Inspirasi /
Ekspirasi)
b.
Volume Cadangan Inspirasi yaitu volume udara yang masih dapat masuk
melebihi volume tidal dimana bila dilakukan usaha.
c.
Volume Cadangan Ekspirasi
d.
Kapasitas Vital = Indeks fungsi paru, = Volume maksimum udara yang dapat
diekspirasikan setelah dilakukan usaha inspirasi maksimum = dipakai dalam
klinik.
6.
Glotis è pada Inspirasi
musculus abductor dari larynx –
berkontraksi è menarik pita suara è terpisah sehingga membuka glotis.
a.
Pada saat menelan atau muntah è terjadi reflex kontraksi musculus adductor è sehingga glotis
menutup.
b.
Pada saat pasien tidak sadar atau karena anestesi è glotis menutup
tidak sempurna / tidak
16
lengkap è sehingga bila ada muntahan masuk ke trachea à Pneumonia Aspirasi.
7. Larynx
è
disyarafi nervus vagus musculus abductor
– deparalises è
sebabkan stridor inspirasi musculus adductor
– deparalises è
pneumonia aspirasi.
Vagotomie cervicalis è kongestie dan oedema paru-paru.
8.
O2
CO2
|
a.
Difusi-melintasi Membrana Alveolo Kapiler Tekanan Kapiler 10 mmHg. Tekanan
Onkostik 25 mmHg è perbedaan ini yang menjaga agar alveoli kering.
b.
Bila tekanan darah Kapiler naik è melebihi
25 mmHg è misal gagal ventrikel jantung kiri è kongesti, edama paru-paru.
c.
Vena pulmonalis è Reservasi darah paru yang penting
17
è Berbaring è darah
Vena Pulmonalis meninhkat Berdiri è darah
tersebut dikeluarkan ke sirculasi umum è Payah
jantung è Ortopnoe.
9.
Fungsi Lain System Respirator
1.
Fungsi Mekanisme Pertahanan Paru
Bila ada Udara Panas atau Dinginè Bronchus bersekresi untuk è mempertahankan mukosa sebagai Immonoglobelin untuk
pertahanan Infeksi.
2.
Fungsi metabolik- dan Endokrim Paru è System
Fibrinolitie – mengikis bekuan darah è Hormon
Angiofektin I.
10.
Tranfor Gas
1.
Pengangkutan O2 dan CO2 di badan oleh paru-paru dan
Cardiovasculer.
2.
Jumlah O2 di dalam darah ditentukan oleh O2 yang
larut, HB dan affinitet HB-O2.
3.
HB- Hemo dan globin = protein hemo è intinya
Ferro (Fe-H4O8)
18
4.
Affinitas HB-O2 dipengaruhi oleh PH, suhu, DPG.
DPG= Difosto—
gliserat
a.
PH menurun affinitas HBO2 menurun
Gerak badan DPG (di Erytrosit) naik tempat tinggiè Ery dan HB meningkat.
HB Fetus – affinitas HBO2 meningkat
Mioglobin-pigmen mengandung Fe menyerupai HB.
b.
CO2 – punya daya kelarutan 20x dari pada kelarutan O2 di
dalam darah.
11.
Regulasi
Pernapasan
1.
Kendali Volunter – diCortex – Cerebreè
impul-impul motorik melalui Tractus Cortico Spinalis
2.
Sistem Otomatis di Pons dan medula Oblongata – (Pons = Pusat Pernapasan
efferen, neuron motorik – lateral – ventral dari medula spinalis.
Dorsal neuron è Motorik
N. Phrenicus
Ventral neuron :
Cranial – N. vagus
Caudal – N. Intercostal
19
Gambar
Batang otak pandangan dorsal dengan cerebelum telah
diangkat.
A.
Trasisectie diatas Pons è napas
tetap teratur kontinue
B.
Transechie Inferior Pons è Apneusis
otot inpirasi kontraksi terus menerus = area pneumotaksik
Transeksi ini bila N. Vagus dibiarkan utuh è pernapasan teratur kontinue
C.
Semua Pons dipisahkan dengan medula Oblongata è N. Vogus utuh/tidak è Pernapasan agak tak teratur – terengah-engah – tapi
berirama
D.
Transektie – lrengkap Batang Otak – yaitu di bawah Medula Oblongata è menghentikan semua penapasan.
20
12.
Respon Vertilasi terhadap Asam Basa dalam Sirkulasi
§
Asitosis Metabolik, misal D.M. è
penimbunan Asam Keton è merangsang pernapasanè Hyperventilasi (Pernapasan Kussmaul).
§
Alkalosis Metabolik è
muntah-muntah banyak è HCl banyak terbuang è ventilasi tertekan Alkalosis Respirasi.
§
Respon kekurangan O2 dalam udaraè frekwensi respirasi meningkat per menit
§
Gerak Badan è multi efek è Respirasi
dan Cardio Vasculer – bekerja terpadu sehingga Konsentrasi O2
meningkat sekresi CO2 meningkat.
§
Kelelahan è sulit dipahami asidosis glykogen otot berkurang,
kontraksi otot è Ischemia otot è nyeri.
§
Hypoxia è kekurangan O2 di tingkat jaringan è
§
anoxia è benar-benar tak ada O2.
Hypoxia anemia – HB berkurang, PO2 normal,
Hypoxia Stagnan è Ischesmia
21
§
Hypoxia Stagnan è aliran darah ke jaringan kurang-Ischeimia
§
Hypoxia hystotoxik è jaringan keracunan è tak mampu – menggunakan O2.
§
Sianosis – HB reduksi – berwarna gelap è jaringan kebiruan è kehitaman
§
Mabuk gunung è mungkin è PO2
menurun dilatasi Arteriola è Cerebrum edema è nyeri
kepala è Iritabilitas è Imsonia,
sesak napas, mual, muntah.
Lebih 2.500 m è naik
cepat – Edema paruè (aktifitas fisik cepat).
§
Kolaps paru bisa terjadi bila :
1)
Ruang Pleuraterisi Udara :
a.
Pneumothorax dapat disebabkan – lubang di dalam dinding Dada / Ruptura di
dalam paru-paru udara masuk è ke
Cavitas pleuralis.
22
b.
Pneumothorax terbuka – lubang dinding dada berhubungan dengan udara-luar è mediastisnum bergeser è ke arah yang sehat.
c.
Pentil Pneumothorax è lubang di
dada berbentuk Flat è menghisap.
d.
Pneumothorax Spontan – tertutup è ruptura è gelembung-gelembung di permukaan pleura viseralis.
e.
Pneumothorax Arti Fisial = Buatan untuk terapi TBC paru è kolaps è paru
Istirahat.
2)
Kolaps paru – disebabkan Bronchus dan Broncheoli – tersumbat è gas di alveoli diabsorbsi è Atelectasis.
§
Empisema è Penyakit Degeneratif Paru è mematikan bila meluas jaringan paru – dinding antara
alveolus rusak – Elastisitas hilang jadi kantung udara besar.
23
Empisema è
disebabkan merokok è berat è macrophage
lebih besar è (dialveoli) leucosit
meningkat è
clastisitas paru berkurang è sebab
jaringan elastis paru terserang.
§ Keracunan CO2 è gas terbentuk dari sisa pembakaran – sangat beracun –
gas knalpot-68 % CO2.
COHB – Carbo Monoksi HB.
Affenitas CO2 pada HB 210 lebih besar dibanding O2.
CO2 70 – 80% è terikat HB bertambah.
Zaman Romawi – untuk kejahatan
Gejala (gangguan): Hypoxia è nyeri kepala mual-mual, gangguan serupa Parkinson COHB è berwarna Chery Red di dalam kulit.
Gangguan mental (palung kuku mukosa).
TX (pengobatan) – Pernapasan Buatan – Ventilasi O2,
tapi lebih baik udara segar.
§ Toksisitas
Oksigen – 100% efektoxik è pada hewan, bakteri,
jamur, tumbuhan è disebabkan produksi anion superseksida (H2O2).
24
Toxisitas O2
O2 : 80-100% diberikan pada manusia – selama 8
jam è jalan napas
teriritasi distres substernal è nyeri
tenggorokan è kongesti hidung è
batuk-batuk.
Pada bayi è untuk TX
gawat Respirasi è bila menahunè kista
paru è Displasia
Bronchopulmonair è Fibroflasia retro lental-cacat visus.
§
TX è O2 è Peningkatan tekanan O2 (Oxigenasi
Hyperbarik).
Meningkatnya O2 yang larut dalam darah è TX ganggren gas è keracunan
CO keracunan Sianida è Pembedahan jantung kongenital dilakukan di dalam tangki è dengan tekanan O2 tinggi.
§
Hyperkapnia – Retensi CO2 di dalam badan è mula-mula merangsang Respirasi è CO2 meningkat è depresi CNS – Coma è Asidosis Respirasi.
25
§ Hypokapnia è PCO menurun è Hasil dari
Hyperventilasi è neurosis è menahun è PO2 è aliran darah ke cerebrum lebih kecil dari 30% è efek hypokapnia
è vasokonstritor è Alkolosis Respirasi è Tetani.
§ Aspiksia è disebabkan
penutupan jalan napas è hyperkapnia dan hypoxia bersamaan è Rangsangan
napas menonjol è usaha bernapas hebat è Tekanan darah meningkat è Frekwensi CO2
meningkat, PH darah turun è merangsang katekalamine è Sekresi
Noradrenalis lebih besar daripada Eptnephrin è usaha napas
berhenti tekanan darah turun è COR melambat è bila COR : 4-5
per menitè + (mati) (Cardiac arrest).
TX Pernapasan Buatan
§ Tenggelam è mula-mula
menahan napas è bila tidak tahan lagi è menghirup air è laryngospasme è kematian
disebabkan –aspixia tanpa air di paru.
Kasus lain è otot glotis relaxasi è paru banjir air è diabsorbsi è tenggelam.
26
Plasma Encer è hemolysis
intra Vasculer – air laut – hypertonis è menarik
cairan dari system Vaskuler è paru è plasma berkurang.
TX Resusitasi è jangka panjang TX Cairan
§
Respirasi Cheyne Stokes è Respirasi
è periodik.
Pada beberapa penyakit Payah Jantung Congestive, Uremia,
Penyakit Otak – beberapa pada orang sedang tidur.
§
Respirasi dengan Pengaruh Barometrik
Kedalaman air kurang dari 10 m è Tekanan atmosfer meningkat 1 atmosfer.
Sering pula penyelam, penggali terowongan –CO2
20% è mencegah toxisitas O2. Penyelam dengan
bernapas udara dekompresi O2 - (pada 30-40 m kedalaman) è sebabkan Narkosis Nitrogen è kegembiraan kedalaman Bila N2 è 80% è Euforia è Serupa dengan keracunan Alkohol è Respiratie – pengaruh Barometrik.
§ Penyelam – dengan kedalaman air è ketangkasan è
dipertahankan
27
§ tetapi Intelegensia – terganggu – bila lebih dalam lagi –
dengan tabung Oxigen dicampur (Helium è narkosis
nitrogen (N2) dapat dicegah è tetapi
tetap ada kemungkinan terjadi – HPNS (High
Pressure Nervous Syndrome), yakni; Tremor, ngantuk, depresi EEG.
§
Penyakit Dekompresi è Caisson
Diseases Penyelam yang bernapas dengan N2 80% è bila naik dari penyelamannya è PN2 – Alveolar berkurang è N2 berdifusi è dari jaringan è ke
paru-paru è bila naiknya bertahap è baik adaptasi lagi.
Bila naiknya dengan cepat è N2 – bebas – dari larutan è gelembung-gelembung di darah dan jaringan è sebabkan caisson è nyeri parah sekitar sendi-sendi è gatal-gatal, Parestesia – gelembung aliran darah lebih
parah aspirasie è Penyakit Dekompresi :
Gelembung udara (N2) menyumbat arteri è dari otak è paralysis
– gagal bernapas.
28
TX : segera masukkan dalam kamar bertekanan è Dekompresi lambat.
§
Pesawat Udara – naik = naiknya penyelam è terjadi pada pesawat yang kabinnya tak bertekanan :
dekompresi selama naik ke ketinggian laut 8.550 m. tekanan turun dari 1 (satu)
atmosfer ke-1/3 atmosfer.
Dapat terjadi è Emboli
Udara = naik dari kedalaman laut 20 m è Penyakit Dekompresi.1
13.
Pernapasan
Buatan
§
Untuk menyelamatkan nyawa pada orang tenggelan, keracunan gas napas
berhenti, kecelakaan anestesi è pusat
pernapasan gagal sebelum pusat vasomotor dan CO2. Beberapa cara,
tetapi yang direkomendasi untuk ventilasi yang adequat è respirasi buatan è yang
adequat untuk ventilasi è respirasi
mulut ke mulut (Resusitasi).
Prosedur : Korban diterlentangkan, tempatkan satu tangan
penolong è di bawah leher korban –
29
angkat. Tangan penolong yang satu è taruh di atas dahi korban (mengektesikan) leher korban è mengangkat lidah è sehingga
menjauhi belakang tenggorokan.
Mulut korban dibuka dengan mulut penolong è sedang tangan penolong yang di dahi è sambil menutup hidung korban è 12 kali per 1 menit, penolong meniupkan udara ke
dalam mulut korban.
Udara yang masuk lambung dikeluarkan dengan menekan perut. Korban yang apneu dengan tanpa denyut jantung è mouth to mouth
– respirasi harus bergantian dengan pemijatan jantung è Keuntungan è sederhana
è efektive ekpansikan paru-paru.
Pernapasan Buatan yang Lain
§
Metode Tekanan Tengkurap è
terlentang paru dekompresi – oleh tekanan atas thorax – rekoil pernapasan dada è menarik udara ke dalamnya.
30
§
Metode Mengangkat Tangan
§
Respirator mekanik è untuk insufisiensi respirasi yang menahun è disebabkan ventilasi tak adequat.
Dengan wadah plastik – atau logam kedap udara – untuk
menutup tubuh è kecuali kepala è sekarang
hanya menutup dada è mesin resipator dengan motor è tekanan negatif – diberikan ke dada dengan interval
tertentu.
Menggerakkan dinding dada setara dengan pernapasan
normal.
Ditambah dengan masker wajah sebagai pulsa udara.
31
BAB IV
FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKCULER DAN DARAH
a. Asal Denyut Jantung dan Aktifitas-Listrik Jantung
Gambar
Systole atrium diikuti systole Ventrikel - (kontraksi), à Diastole 4 ruar Cor à (relaxasi) à berasal
dari sistem hantraran jantung- sebagai berikut.
Asal pacu jantung dari SA (Simpul Sino-Atrial) à Atrium Internodal à Simpul
A.V. (atrioventricular) à Berkas
His Tawara bercabang-cabang à Sistem
Purkenya lebih besar dari otot Ventrikel
à Cardio Vasculer
SA merupakan pacu jantung normal – merupakan penentu frekuensi denyut jantung.
Abnormal è myocard
dapat keluarkan memacu jantung.
-
S.S.A. disambungkan V cava sup dengan atrium kanan.
32
-
S.A.V. pasterior kanan septum inter atrial.
-
S.S.A. è ke SAV à 3 serabut
purkenye, yaitu:
·
Traktus internodal anterior à dari
Bachman
·
Traktus internodal tengah wenckrbach
·
Traktus internodal posterior thorel.
-
S.A.V. kontinue dengan berkas HIS è
bercabang: di puncak septum inter V – Berkas kiri è bercabang lagi jadi – Fascurulus anterior dan Fascurulus
pasterior; – Bekas kanan è sebagai
kelanjutan è masing-masing berkas dari cabang berjalan di
subendocardium è turun ke sisi septum keseluruhan kontak dengan sistem
purkinye è menyebar è ke semua
bagian myocardium dari ventrikal.
b. EKG (Elektro Kardio Gram)
Cairan à merupakan
konduktor listrik yang baik sehingga Potensial aksi serabut myocardium dapat
direkamà dari extra sel.
GAMBAR
33
EKG à direkam
dengan elektrode active. Dihubungkan dengan cara – Rekaman à
I. Bipolarà Elektrode
activeke Elektrode Active
II. Rekaman Unipolar dari Elektrode active ke
elektrode Indiperen Potensial O.
GAMBAR
·
Gelombang P Depolarisasi Atrium
·
Gelombang QRS Depolarisasi Ventrikel
§ Segmen ST dan T Repolarisasi Vertikel.
§ Repolarisasi Atrium – tersamar oleh QRS.
Bisa terlihat pada kelainan pada sinus Tache cardia dan
Atria hypertropi.
Gelombang U tak tetap à Repolarisasi lambat Muskulus Papilaris.
§ Sadapan-sadapan Bipolar.
I-
Lengan kiri + Positif ( kutup ) à kanan
II-
Kaki kiri + Positif ( kutup ) à lengan kanan
III-
Kaki kiri + Positif ( kutup ) à lengan
kiri
34
§ Sadapan Unipolar – AVR AVL AVF = Sadapan
Precordial à 6 Sadapan kaki kiri (V1-6
§ diperbesar – satu
extremitas dengan 2 extremitas lain.
c.
EKG Normal
Vi-V2 à Gelombang Q
berkurang
QRS Deplexsi ke atas, kecil S
Besar.
V5-V6 à Gelombang Q
Kecil R Besar, S sedang
d.
Aritmia Cor
1.
Hambatan Parasinpatis Frekwensi meningkat à PR diperpendek.
2.
Penyakit yang mempengaruhi Simpul Sinus à Bradycardi à Bila
parah à harus inplastasi pacu jantung buatan.
3.
Blok jantung p p p
-
Atrium à Fokus ektopie- atrium à aritmia.
-
Ventrikel – Prematur à
Cardiovaskuler – jantung sebagai pompa.
35
§
Aritmia Ventrikel à Prematur – Contraksi Ventrikel
§
Myocardinfark à Vascularasasi myocardium terganggu – sel mati à Perubahan aliran listrik à Elevasi Segmen ST
(Repolarisasi Cepat) Depresi Segmen TQ
Siklus Jantung
Jantung sebagai Pompa.
-
Dibungkus Pericardium = Cavitas + 5 – 30 cc
-
Achir Diastole – Katup mitral dan arikus pidal
antara-atrium dan Ventrikel Terbuka katup pulmonal, aorta nutup à Darah mengalir
ke dalam Cor dari atrium ke Ventrikel à terdistensi à 70 % darah
masuk secara pasif. à Kontraksi Atrium – ke masukan darah ke Ventrikel.
-
Kontraksi Ventrikel à tekanan darah
dari 80 mmHg à 120 mmHg à menggerakan darah cor à ke pembuluh darah à sebabkan
Denyut Arteri / Pulsasi vibrasi.
-
Tekanan – P ventrikel kiri 120 mmHg à aorta – 80
mmHg à P Ventrikel kanan à 25 mmHg à P apulmonalis 10 mmHg.
36
-
Volume + 130 cc; keluar + 70 – 90 cc
-
Bunyi jantung
Bunyi jantung I awal systole menutupnya Bikus, Trikus pidal Lub – rendah.
Bunyi jantung II – Achir Systole
-
Penutupan katup Aorta dan arteri pulmonalis
-
Dup – tinggi singkat.
Bunyi jantung III pengisian ventrikel – rendah lunak.
Bunyi
jantung IV – pada hypertropi ventrikel
-
Ventrikel natrium kaku – tekanan tinggi
-
Jadi kadang-kadang dapat didengar sebelum bunyi I, normal negative ( - )
-
Aliran darah normal Linier/lurus à Bila arteri,
katup menyempit à aliran darah Iurbuler à bising (abnormal obstruksi).
-
Ductus ateriosus Paten
Katup menyempit = STENOSIS X NSUFISIENSI
-
Bising jantung anemia – darah jadi kurang Viscositasnya à aliran darah cepat.
37
-
Cacat septum Interventri Culare – bising dari Ventrikel kiri ke kanan
-
Ductus Arteriosus Paten, aneurisma-
arteri besar à Bising di Luar Cor
Denyut Arteri
§
Selama Systole- darah dipaksa – ke Aorta à dari Cor à darah
mengalir – bergelombang dengan tekanan – sepanjang arteri à Teraba di Arteri Radialis, dan lain-lain.
§
Denyut/cepat pada arteri kaku ketuaan
§
Denyut kuat à pada olah raga pemberian hystamin - aorta
insufisiensi/membukanya tidak bagus à palpitasi
Bunyi Cor terdengar tanpa Stetoskope
Ejectic Systoleà Terjadi
Water Hummer = anggukan kepala.
§
Cardiac Output = Curah jantung :
-
2 Ventrikel – produksi 2 x 80 cc
-
1 menit 69 x 80 cc = 5,5 ltr / menit
38
-
Curah permenit per m2 permukaan tubuh 3,2 liter/per menit
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi curah jantung; Frekwensi cor – Syaraf
Sympatis meningkat à Katekol amine, kekuatan otot cor parasympatis –
menurunnya frekwensi cor.
§ Mekanisme
Regulasi Cardio Vasculer.
-
Syarat vaso motor yaitu :
Vaso kontriktor dan Vaso dilatator
-
Metabolik vaso active à Vaso
dilatator: menurunnya PO2, PH, CO2. Vaso kontruktor à Ishemia diserotonin Hestamine, laktat à dilatasi
§ Cardio Regulasi
– syarat sympatis - Parasympatis gerak badan – rangsang Sympatis à otot-otot
jantung kontraksi > kuat à aliran darah ke arteri /vena - Olah ragawan – Kemampuan
otot Cor meningkat Volume Curah darah meningkat sehingga Frekwensi jantung tetap.
39
Fisiologi Vaskuler
·
Lympe à dari cairan Interstitiel – masuk ke pembuluh lympe à dari daerah paru-paru dan jaringan lain masuk ke sistem
Vasculer à yaitu Vena Subclavia kanan kiri pada sambungan dengan
vena – jugularis internal kanan kiri. Pembuluh lympe punya katup-katup.
·
Sirkulasi Coroner à melayani myocardium – muncul dari belakang à arteria coronarid dectra
GAMBAR
Ramus Interventrikulare anterior
Ramus Septalis
Ramus Interventrikularis posterior
§
Arteria Coronaria à muncul dari belakang Cuspis Catup Aorta (pangkal).
Sistem Drainase Vena
§ Sistem superfisialis à ke Sinus Coronariaà - ke vena
– Cardiacae anterior dari ventrike kiri.
40
§ Sistem profunda
à bermuara ke ruang Cor- drainase dengan bagian Cor lain.
§ Homeostatis
Kardio Vasculer x saat sehat dan sakit. Yaitu penyesuaian kompensasi sistem
Cardiovaskuler. Pada tantangan saat normal maupun abnormal/sakit gravitasi –
gerak badan, syok, pingsan, hypertensi, payah jantung kompensasi à gravitasi.
§ Kompensasi
jantung pada efek gravitasi :
-
Berdiri lama à tekanan arteri- pada
daerah kaki naik à Cairan ke ruang interstistiel + 300 – 500 ml disebabkan tekanan
Hyprostatik dan isi sekuncup nurun 40%.
-
Ishermia cerebrum – lebih besar à pingsan à jatuh à berbaringà sehingga
aliran darah ke cerebrum kembali cukup.
-
Hypotensi otostatik, sebab Sympatetomie (bedah, DM atau
obat Sympatolitie, spylis = vaso konstruktor lebih kecil / kurang.
-
Gerak badan - perubahan koplet Respirasi (sirkulasi
meningkat,
41
-
Akibat tekanan otot pada pembuluh darah saraf sympatis
terangsang à Vaso diatasi, aliran darah naik 30%
PO2 turun, PCO2 naik, K+ naik à Ditatasi
kapiler naik 100 x terbuka.
-
Syok Haemorhagis à sebab
perdarahan > Volume darah turun – Kompensasi à Frekwensi Cor
naik, tekanan darah turun – tekanan
nadi turun à kulit dingin à Cyanosis à Respirasi naik.
-
Syndrome pre syok = Pre syok Hypovoalemi à terjadi
glycolysis à anaerobic naik à asam lactat naik à asidosis à Vaso Kontstriktie
general.
-
Efek Coma - Plasma darah akan pulih dalam 12 – 72 jam.
Erythrocyl pulih dalam 4 – 8 minggu.
-
Syok non Reversibel Irreversble à Ishemia
Cerebrum parah à depresiv – Vaso motor – areal Cor dan Cerebrum Frekwensi turun – Vasodilatasi à syok beberapa
jam – syok menetap à tak mempan lagi dengan vaso presor tahanan ferifere
turun à Cor turun menimbulkan kematian.
42
-
Syok Hypovolesmik à syok dingin, Hypotensi – denyut Cor naik à Arteri lemah, kulit dingin, pucat basah, haus, napas
cepat-gelisah.
-
Yang mirip tapi ada gx chas. – Syok
Hemorhagis, Syok Traumatik, syok bedah, syok luka bakar.
§
Syok traumatik = Crush Syndrome banyak yang remuk, luka perang, -
perdarahan naik lebih besar, jaringan rusak dan meluas à myoglobin lebih besar lepas à ginjal rusak, myoglobin Urine.
§
Syok bedah à perdarahan lebih besar Dehydrasi.
§
Syok luka bakar; kehilangan plasma hemokonsentrasi naik, anemia hemotrie
sepsis à ginjal rusak.
§
Syok Cardiogenik à turunnya hebat curah jantung + Congesti paru-paru.
§
Syok tahanan Rendah à Volume-
darah Normal,
43
§
tapi Vasodilatatasi à Masive = Syok Panas = syok Neurogenik à misal : 1) Emosi kuat, sedih takut meningkat; 2) Syok
Endotoxine/septik-bacteri emiegram negatif,
Syok- anaphylactik. Meningkatnya. TX Epeneprin.
§
TX Syok 1) Koreksi sebabnya; 2) Membantu kompensasi dengan meninggikan kaki
= 300.
-
Pinsan = syncope
Kesadaran hilang sepintas. Sebabnya : neurologis atau
kelainan metabalik Cor, Vasculer ferifere à sehingga à
vascularisasi cerebrum berkurang.
§
Hypotensi à Bradi/cardia à Syncop
Vagal.
§
Syncop sikap à berdiri lama à darah
turun ke bawah.
§
Syncop sinus Carotis à misal-
kerah baju ketat à bradicardia Vasodilatasi.
§
Syncop olah raga – darah Cor output berkurang.
44
-
Hypertensi à bisa disebabkan banyak
penyakit.
§
Toxemia gravidarum – oleh polypeptida presor yang disekresi placenta.
§
Arterio schlerosis à Ventrikel kiri jantung kerja kerasà lama-lamaà
Hypertropi Cor à Arteria Coronaria mengecil.
-
Hypertensi maligna –
Hypertensi Menahun- dapat jatuh dipercepat à dengan adanya lesi arteriola nekrotik dengan papila edema,
gangguan cerebrum dan ginjal à gagal
progresif. TX dengan anti hypertensi yang tepat. Terlambat + dalam 2 tahun
meninggal
-
Hypertensi Essensiale 90 % Hepertensi tidak diketahui sebabnya:
§
Hyperaldesterone = nephropatil tekanan darah naik – hypokalemia.
§
Feokromasitoma – tumor – medula
adrenalis – sekresi epineprin.
§
Hypertensi Renalis à Arteri Renalà menyempit
§ TX kontrasepsi
menahunà proglestin dan oestrogen naik.
§
Payah jantung = Decompensasi Cardis = jantung gagal
memompa.
45
§ Back Ward D.C =
gagal darah ke belakang à Cor kanan kiri gagal untuk
mengeluarkan darah à yang kembali dari vena à P. Vena naik, kongesti –
paru-paru dan Viscera.
§ Forward –
jantung gagal memompa darah ke depan à gagal
mempertahankan curah jantung dengan adequat.
§
Gangguan dyspone deffort, Ortopne,
Paroxysmel dypmoe, Contraksi Cor turun –
Pembesaran Cor, Edema extremitas Caudalis, edema paru, hepar lebih besar –
Tachycardea, Fibrasi ventrikel à Embali à
§
Penyebab : hypertensi, penyakit arteri Coronaria, sympatis naik à Ketekol amene naik à vasokonstruksi luas.
§ TX Digitalis
glycoside perbaikan otot Cor < beban jantung berkurang.
SIRKULASI CAIRAN TUBUH : ADA YANG BERSIKULASI DENGAN
SISTEM TERTUTUP
SIRKULASI SISTEMIK = UTAMA
§
Sistem Sirkulasi I Sistemik = utama
Cor-atrium kac à ventrikel
k I à Aortaà
arteri-arteriole kapiler à Venula à Vena à atrium
kA. Di kapiler-kapiler merupakan tempat terjadinya imbangan dengan cairan
interstisiel.
46
§
Sistem Sirkulasi Pulmonae = S kecil
Dari Atrium ka à ventrikel
ka à arteri pulmonal à arteriola
paru-paru kapiler aveola paru-kapiler à venula
paru-paru à venupulmonalis atrium kiri. Di kapiler alveola paru terjadi keseimbangan
di darah yakni O2 dan CO2 dari udara napas.
§
Sistem Sirkulasi Limpatik
Sebagian cairan jaringan akan masuk sistem pembuluh tentu
tup lain yaitu sistem limpatikà ductus
thora sirkus dan ductus Limpatikus dextra à ke sistem Vena.
§ Hematopoisesis
§ Intra meduler (sumsum tulang)
§ Extra meduler (hati dan limpa)
Pembentukan Sel-Sel Darah
-
Pada orang dewasa sel-sel darah sebagian besare dibentuk intra meduler.
Bila terjadi penyakit dengan kerusakan atau fibrosis sumsum Tl, maka bisa
terjadi extra meduler haematopisis.
-
Pada janin hematopisis terjadi baik intra maupun extra maupun extra
meduler, yaitu di hati dan limpa.
-
Pada anak-anak sel-sel darah secara aktif dihasilkan di dalam seluruh
rongga sumsum tulang.
47
-
Pada usia menjelang 20 tahun sumsum tulang panjang jadi tak aktif, kecuali
Humerur dan Femur.
-
Sumsum tulang aktif = sumsum merah (medula ossium Rubra)
-
Sumsum tulang in aktif sumsum kuning (medula ossium Flava)
-
Sumsum tulang aktif terus terutama pada tulang belakang, tulang dada,
tulang iga, tulang Femur aktif sampai dengan umur 55 Tahun, Tibia 20 tahun.
-
Sumsum tulang salah satu organ terbesar dalam tubuh. Cr + sama
dengan ukuran dan berat hati. Juga salah satu organ Paling aktif.
-
75% sumsum tulang merupakan mieloid penghasil sel-sel
darah putih 25% penghasil sel-sel darah
merah.
-
Tetapi jumlah sel-sel darah merah dalam surculan 500 x
lebih banyak dibanding jumlah sel darah putih.
-
Ini disebabkan oleh umur sel-sel darah putih rata-rata
singkat, sel darah merah lebih panjang umur.
-
Sumsum tulang mengandung sel-sel induk: multipoten-umum à berdiferensiasi.
§
Jadi sel-sel induk khusus à kemudian
§
Jadi berbagai jenis sel-sel di sumsum tulang maupun di darah.
-
Sumsum tulang à dengan sel-sel multi paten yang tak banyak à bisa disuntikkan pada penderita yang seluruh sumsum
tulang rusak,
48
maka sel-sel multi paten tadi akan berkembang biak à menjadi kelompok sel-sel induk khusus- yang akan maupun
mengganti fungsi sumsum tulang yang rusak tadi.
-
Kelompok sel-sel induk – berkembang jadi à megakariosità limposit-
eritrosit: eosinofil, basofil à sedang
netrofil dan monosit à dibentuk oleh prekusor umum.
-
Sel-sel induk tersebut à juga
merupakan sumber dari osteoklas: sel-sel kuffer, sel mast, sel-sel
Dendritik, sel-sel langerhans.
GAMBAR
DARAH à komposis: 1) Serum/plasma
2)
Sel-sel darah
1)
Plasma= serum darah terdiri dari :
a)
Air = 91,0%
b)
Protein = 8,0%
(Albumine, Globulin, Protrombin, Fibrinogen)
c)
Mineral= 0,9% Nacl, Na2CO2, garam kalcium, Garam
Fosfor, Mg, Fe, dan lain-lain.
-
Bahan- bahan organik: Glukose, lemak-lemak, urea asam urat Kreatinin,
khoksterol, asam amino.
49
-
Gas: O2,
CO2
-
Enzym-enzim,
hormon-hormon
-
Antigen.
2)
Sel-sel darah : - Erytrosit
- Leucosit
- Trombosit
·
Erytrosit - 5000000 sel/mmc terdiri dari (stroma + Haemoglobin à Protein + Fe).
·
Leucosit- 6000 sampai dengan 10000/ mmc (8000)
Leucosit > 10000/mmc
Leucopenie < 5000/mmc
75% sel leuco
granulosit = PMN (Poly morfo nuclear).
Darah à komposisi
terdiri dari :
2
|
Leucosit
|
|
|
|
Granulosit camuboid
|
Netrofil
|
60 – 70%
|
+ 66%
|
Ungu
|
Eosinkofil
|
1 – 4
|
+ 3
|
Merah
|
|
Basofil
|
½ – 2
|
+ 1
|
Biru
|
|
Agromulosit camuboid
|
Limposit
|
20 – 30
|
+ 25
|
Kecil ab
|
Monosit
|
4 – 8
|
+ 5
|
Besar fagositas
|
|
|
|
|
|
|
Sel Darah Merah
4.500.000 – 5.500.000 + 5.000.000
Sel Darah Putih
6.000 – 10.000 + 8.000
Trombosit 250.000 – 500.000 + 350.000
50
Fungsi darah :
-
Tranformasi- O2/Co2 makanan mineral air hormon Enzym- untuk pembentuk
jaringan
-
Pertahanan- Fagositosis + bentuk antibodi.
Pembekuan darah
§
Protrombin + kalsium + trombokinose à trombin
fibrin
§
Trombin + Fibrinogen à Fibrin
§
Fibrin + sel darah (trkombolit) à gumpalan
Di hati syntese vitamin K à membentuk-protrombin
Golongan Darah
Donor
Resipien
A – 42% AB
à AB AB à Umum
B – 8,5% A
à A dan AB A à A dan O
AB <------- –
3% B à B dan AB B à B dan O
O – 46% O à O / Umum O à O
Sel darahà sistem
Lympotik
Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistema Sirculasi darah.
Pertukaran cairan antara di arteri à arteriole
à kapiler arteriole à ke cairan
inter stitiel à jaringan disebabkan oleh keseimbangan tekanan
hydrostatis dan tekanan Osmotik à di daerah
ini pula cairan ditarik oleh kapiler Venole Vena-Vena kecil oleh tekanan
asmatik Vena Cairan kapiler arteriole yang keluar lebih besar cairan yang masuk
ke
51
kapiler Venalae.
Oleh sebab itu perlu dibantu disalurkan ke kapiler pembuluh lympe.
Cairan lympe mirip dengan cairan plasma, tapi kadar
protein lebih kecil. Kelenjar lympe produksi lymfosit à sehingga cairan lymfe mengandung sel lymposit sangat
besar. Cairan lymfe tidak terdapat sel-sel lain. Cairan lymfe dalam salurannya
di gerakkan oleh kontraksi otot-otot sekitar dan dibantu oleh katup pembuluh
lymfe serupa dengan aliran Vena.
Sistem Lymfatik
Fungsi :
1)
Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan (ruang interstitiel) ke
dalam ciaran sirkulasi darah.
2)
Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirculasi darah.
3)
Membawa lemak yang sudah diemulsi oleh usus ke sirculasi darah.
4)
Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikro organisme-organisme dari
tempatnya masuk, agar tidak menyebarkan ke lain jaringan.
5)
Kelenjar limfe menghasilkan anti body terdapat lanjut infeksi. tonsil =
jaringan limfe.
52
Kelenjar limfe-kecil lonjong seperti kacang à terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kelompok-kelompok
besar kelenjar lymfe: leher, axila, thorax, abdoment, unguinal disebut soliter
dan payer di dalam struktur. Dibungkus kapsul fibrus di dalam ada jaringan.
Fibrus, otot dan jaringan kelenjar- ada sekat-sekat. Pembuluh aferen dan
eferen, arteri Vena- saluran lymfe – Vena berkatup yang utama Ductus
thorasikus- di thorax abdomen mengumpulkan limfe dari semua tubuh.
53
BAB V
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
a.
Oral + Oesophagus : makanan masuk- dicampur : getah saliva Ossophagus
berperistaltik- bergelombang makanan terdorong ke dalam.
·
Di mulut terjadi mastikasi = pengunyahan Homogenisasi dan pembasahan.
·
Glandula Parotis (Paratidea –sekresi serosa). Glandula salivaris - sub
mandibula dan sub lingualis hari + 1 ½ Liter/ hari.
·
Saliva mengandung: 1) lipase lingua, 2) Ptyalin = amilase salavaris, 3)
Mucin = ghyco protein.
·
Fungsi saliva- basahi mulut + makanan, untuk ; membantu menelan, membasahi lidah bibir; anti bakteri, mencegah caries dentis; dan -
melindungi asam lambung.
·
Xerostomie – saliva lebih kecil sedikit.
·
Diglutasi = menelan ½ bagian gravitasi. Akalasia – aesopagus berdilatasi
kaku. Makanan tertimbun, relaxasi spincter kurang. TX pneumatik sphancter, + myotomi.
·
Inkompeten Sphincter Osophagus – bagian bawah à sebabkan refeuks isi lambung (asam) ke aeosphagus à Osophagitis à Ulcerasi à striktura – oleh karena jaringan parut.
54
·
Aerophagia – menelan udara- sebab gugupà regurgitasi = sendawa – flatus lebih besar.
·
Persyarafan saliva – Parasimpatis Atropin Sulfas à mengurangi saliva.
Pavlov à Percobaan
– Stimulasi à saliva meningkat.
GAMBAR
2.
Gaster = lambung à makanan à di simpan
à dicampur, mucus, pepsin + HCl + 2.500 ml /hari.
·
Cardia sekresi Mucus, pylorus juga
sekresi mucus
·
Fundus corpus sekresi HCl. HCl – asam kuat- merusak jaringan; - membunuh
bacteri; membantu mencerna protein; merangsang empedu, pankreas; dan Pencernaan
lambung.
·
Mucus lambung à sekresi dalam Bic Nat lambung
-
Membentuk Sawar
lindungi terhadap HCL/
-
Melindungi pada Senyawa yang iritasi lambung
Misal : Etanol, garam empedu, aspirin, anti inflantasi
steroid, cafeine.
·
Motilitas dan Pengosongan gaster – pada Pharynx dan Esophagus Contraksi – gaster
–relaxasi à kontraksi peristaltik – makan tercampur à antrum pylorus.
55
·
Dan duodenum menyemprotkan makanan sedikit-sedikit à ke duodenum. Kontraksi lapar à mula-mula pelanà lama-lama
kuat-kosongà nyeri.
·
Regulasi – Nervus Vagus- asetil cholin kontrol
·
humoral à emosi. Pengosongan lambung à paling dulu. Charbohydrat à protein – lemak (lama).
·
Ulcus peptikum à Ulcerasi lambung dan duodenum à karena oleh hypersekresi HCL à misal Zollingen Ellison syndroma, gastrinoma juga
duodenum disebabkan Pankreas sekrsi tu H.C.L
·
TX – hambat sekresi HCL, cantasida Na BIC, Al, Mg Hydkrosida, simetidin à Vagotomie.
3.
Pankreas à getahnya dirangsang oleh reflex gastro intestinal
sekretin dan oleh hormon
a)
Getah serupa saliva à ke duo
denum à netralkan HCL gaster + 1 ½ liter/hari (sifat alkalis,
BIC Nat naik / tinggi
b)
Pro enzym Tripsinogen + Enterokinase (usus) à Tripsin pecah Protein.
c)
Proleipase à A - Oleh Tripsin – pecah asam lemak lesitinà isolesitin.
Pankreatitis acuta à
isolesitin - mencerna membrana cel à
nekrosis, Regulasi à oleh hormon sekretesi.
56
4.
Hepar : sel-selnya sekresi Empedu à ductus biliaris
à ke Duodesnem -
lewat orifisium duodenum bila – Visica biliaris penuh/ terangsang makanan.
·
Getah empedu + 500 Cc/hari. Komposis terdiri dari garam empedu;
pigmen empedu – terlarut dalam senyawa alkali.
·
Garam Empedu, glisin, taurin – bergabung dengan lepid komplex sehingga
mudah diabsorsi 95% absorsi usus – 5% ke faeses.
·
Pigmen Empedu à = Glucoronida à bilirubin
dan biliverdin adalah kuning emas. Dibentuk pada jaringan – pemecahan HB. Di
darah albumin diabsorsi hepar sebagian
ke kencing/Urine.
·
Icterus = Jaundice – bilirubin- bebas se terconjugasi tertimbun di darah
–kulit scalera, mukosa jadi kuning. interic hemoticie dan Obstruksi. Bilirubin plasma total > 2 mg/dt. Icterus gangguan sekresi, congugasi.
Fungsi Hepar
-
Bentuk Empedu , Bentuk Urea
-
Penyimpanan pelepasan carbohydrat
-
Pembentukan Protein plasma, metabolisme lemak
-
Detoxikasi Toxine, dan obat-obatan.
-
Syntese 25 hydroksikole kasiferol
57
-
Non actifkan hormon-hormon palypepsida, cortex adrenal.
Vesica
Biliaris à memekatkan dan asam kan empedu – dengan absorsi air.
Kole
systografi – wara beryodium dengan sekresi dalam sel empedu – Ro-Foto à ka Bilirubin.
Kolelithiasis
– 3F – Ka bilirubin. Stenosis empedu super saturasi
5.
Usus halus à mak. Dicampur dengan sekresi sel mucosa, pankreas,
empedu à diabsorsi cairan dan vitamin-vitaminnya. Produk usus Halus = gl/hari terdiri 2 Ltr dari makanan +
7 Ltr sekresi gastro Intesinal 1 – 2 Ltr
masuk colon. Panjang + 285 Cm – kalau pada sesudah mati – 700 Cm.
·
Enzym nya: disakaridase, peptidose, molilitas usus enzym + 12
x/menit campur makanan kontraksi dan Peristatik dorong à Colon à
Dirangsang N Vagus.
·
Syndrome Mal absorsi : Ex.
-
Diffisiensi absorsi asam amino à badan atropi
– hypoproteinemia à Edema
juga absorsi Ch lemak < kecil à Vit ADEK
kurang -
Feses berlemak banyak + Protein – volume lebih besar
keabu-abuan, bau, pucat dan steatore.
Topical Spoe à
ax – deffisiensi as Folat
58
·
Ileus Paralitik/Andinamik. ax Trauma operasi à iritasi peritneum – terdistensi gas dan cairan 6 - 8 jam
peistal, pulih 2 - 3 hari. TX Nose mag Zonde.
·
Colon à panjang 100 Cm dan 150 Cm saat meninggal positif Tak ada enzym- fungsi absorsi air, Na mineral
lausi – 90 % diabsori; Bahan 1000 – 2000 ccà faeses 200 – 250
cc. Perislaltik segmentasi dan
bergelombang- dorong makanan n. Plvi splanicus; Perjalanan makanan 4 jam
spd colon semua 9 jam . 7-2 jam – masuk sisa 25%. Absorsi colon – untuk upaya TX anak dan lain-lain.
Anestesi, sederhana, steriod, Enema.
·
Faeses : materi anorganik, serabut tumbuh-tumbuhan, air, bacteri – tak
terpengaruh oleh Diet / bagian besar di luar diet Ok itu tak makan tetap bab.
Bacteri Usus – waktu lahir – tumbuh bacteri Ileum colon > + HCl mati.
Escheria coli, Enterobacteri aerogenus bacteri gas ganggren. Immunitas Usus
oleh sel-sel lympoid di dinding à sel plasma
dengan IG.M dan IG.A ke mukosa untuk organisme patogen. Serat dietà sellusa, hemicellusa - > massa maka cegah
deveticulitis, cancer, calon, DM, A Coronari, Defekasi - distensi lambungà Kontraksi rectum, reflex ngejan diarrhoe maka terhanyut
dalam air dehydrasi hypovolemia- skyok à colaps
cardovaskuler mati.
59
BAB VIII
FISIOLOGI ENDOKRIN
Endokrine = kelenjar bantu à hasil sekresinya langsung ke darah, ductus sekresi = hormon.
Endokrine Tunggal – hormon, semacam
Endokrine Ganda – misal Hypotise.
Fungsi Endokrine x
1)
Sekresi Hormon à langsung kedarah yang perlu
2)
Mengkontrol aktifitas kelenjar tubuh
3)
Merangsang aktifitas kelenjar-kelenjar
4)
Merangsang pertumbuhan jaringan
5)
Mengatur metabolisme, oxidasi absorsi glucose, lemak di usus
6)
Mempengaruhi metabolisme CH, lemak, protein, otot.
·
Hypofisis – Endokrine ganda; master
glan letaknya di dasar tengkorak. Kelenjar pemimpin = master gland. Punya
peranan penting pada semua endokrine untuk sekresinya. Sekresi –sekresi hormon-
hormonnya antara lain.
1.
Lobus Anterior
a.
TSH = Thyroid Stimulatery H = tyrotropin H = merangsang sekresi thyroidia
merangsang pertumbuhan.
b.
ACTH à Kortikotropin; merangsang sekresi Cortex Adrenale –
merangsang pertumbuhan.
60
c.
STH – Somatotropic
H. Bersama GH (growth H)à mempercepat pertumbuhan.
d.
F.S.H = Fallicle Stimulating H. Merangsang Pertumbuhan Fallicle- dari
Ovarium dari spermatogenesis 0.
e.
L.H. – Luteinizing H à
merangsang Ovulasi dan luteinisasi Fallicle ovarium à sekresi testoteron pada laki - laki.
f.
LTH= luteotropik H = Luteotropin = Prolaktin= Laktogenik mamo T.H à merangsang Corpus Luterum – rangsang air susu à sifat keibuan.
g.
βLPHà Lipotropin -?
h.
MSHà
Melano cyte – SH = Molonot T MSH.
2.
Part / Lobus Intermedia
a.
B dan MSH à Intermedia – Melano T. merangsang Sentese Melanine.
3.
Hypofese Lobus Posterior
a.
ADH Anti deuritik H
= Vasopresin = anti deuritik H à retensi Air.
b.
Oksitosinà Ejeksi susu, kontraksi uterus hamil.
Penjelasan :
§
No. 9 – 10 α beta MSH à bertanggung jawab pada pigmentasi rambut dan kulit (
melanosit à melanosanà melanin.
§
Kelainan-kelainan pigmen
-
warna kulit pucat/abnormal Hyper Pituatori.
61
-
Hyperpigmentasi pada insufisiensi adrenalis – sebagai penyakit primer.
-
Albino à tak mampu sistesis pigmen melanin-kongenital à cacat genetika
-
Piebaldisme –
bercak-bercak kulit tanpa melanine – Congenited Embrional.
-
Vitilligo (istiligo – bercak-bercak kulit tanpa melanine terjadi sesudah
lahir à progresif.
-
STH eGH à anabalie – metabalie meningkat
-
STH, GH à Pertumbuhan Komplex, dipengaruhi juga. tyrdidea,
androgen-estrogen, Insulin, genetika, makanan, usia pubertas, penyakit.
Kelainan-kelainan Pertumbuhan
-
Gigantismeà disbk – TU. Sekresi GH
-
Tx STH, GH lama = besar Raksasa
-
Hanya terjadi bila – Epifhise masih terbuka.
-
Akromegalli à Epiphyse sudah tertutup sehingga tumbuh linier – Tangan
kaki lebih besar.
-
Rahang wajah – Prognatisme
-
Gynekomastie + Lactasi
-
Hersutisme – Hemianopsibitemporal
-
Dwarfisme = cebol à difisiensi G.H
-
Kretinisme à pada pubertas perokok – syndroma Disgenesis goned.
62
Glandula Thyroidea / H
-
Mempertahankan metabolisme jar O2, CH.
-
Bila kekurangan H ini à
temperatur rendah cebol, gangguan mental/retardasi.
-
Bila hyper thyroidea à atropi
tubuh gelisah, tachy cardia, tremor kelebihan panas GLD Tyroidea à sekresi Tiroksin ( T4 dengan de yodinisasi à Triyodo tiroksin (T3) lebih actif – dengan kumpulkan yod
sebagai bahan mentah + tyroksin (tioglobin) yod makanan à empedu à Urine/feses.
Klinis à
-
Hypotyroidisme à mix oedema (Na meningkat BMR menurun, rambut jarang
kasar à karotinemia (kuning ), mental dan ingatan buruk, suaran
parau/chas.
-
Hypoteroidisme sejak lahir = kretinisme = cebol, retardasi mental,
gendut-lidah besar, nonjol. TX ibu gravid + garam yodionisasi.
-
Hypertroidime à tirotoxikosis. Gangguannya gelisah, nadi naik, BB turun , hyperfagia,
tremor, berkeringat, BMR naik 10%, kulit lunak hangat.
-
Grave
Diseases à = Strusma =
Thyroid à membesar
diffuse = struma exopthalmus.
Ex. auto Imm. TSI
Thyroid stimulating Immono Globulin = Tiroiditis Hasinomoto Beban Cor naik De.
Comp.
63
Klinis :
Hypenteroisin – Tox Tio karbamid à
menghambat yodonisasi Tiroxin
Defisienseyod à
sebabkan sintese.
Thyroide H < adequat – TSH Hupertropi
thyroidea à
Struma Endemik
TX yodonisasi = garam meja.
·
Adrenal sebagai endokrin – Cortexmedula à penting hidup darurat).
·
Cortex penting dalam hidup
·
Medula untuk kedaruratan
A. cortex à penting untuk kehidupan
-
Sekresi Hormon steroid yaitu :
·
Glucokorti koid – efek luas pada metab CH, Prot.
·
Mineralo kortikoid à hormon sex,
keseimbangan Na, CES.
-
Asetat à Kolesterolà
Progesteron; Testoteron; Aldesteron Kortisal à hatià kortison
Effek
gluco korti koid à anti inflamasi à anti
allergy
·
Menghambat respon radang terhadap cedera jar.
·
Menekan manifestasi allergy dengan cegah pelepasan
hystamin jar.
·
Menghambat aktifitas fibrioblastik sehingga bengkak lokal
berkurang
·
Menghambat effek sistemik toxin bacteri ditambah anti biotic
agar tidak bacteri emi.
64
Adrenal – Efek
glucokortikoid
1)
Dosis tinggi – mula-mula antibodi naik lama-menekan AB (antibodi)
2)
Keadaan Perlu Dosis / lama TJDà Rebound
Fenomena à CTH menurun Sekresi – sehingga hentikan dengan Tepering
up
·
Cushing Syndrome.
Gangguan Full moon face :
–
Pipi memerah
–
Leher lebih banyak lemak – Ekimosis
–
Kulit tipis ada strie – abdomen menggantung Luka susah sembuh.
-
DM
-
DX Tumor Cortex Adrenal
-
Sekresi glucokortikoid / Estrogen lama
-
Mikro adenoma – Tuhypofisis kecil.
-
Medulla adrenal sekresi :
·
90% Epinefrin
·
10% nor epineprein = kalekol amine dopamine.
Merupakan paraganglion sympatis à fungsi untuk kedaruratan à Fungsi serupa pelepasan ujung saraf; Epinefren- vaso dilatasi
otot-otot ranka dopamin Non Ep. Vaso kontruksi à di organ-organ
·
Adrenal medulla
65
§
Steroid syntetis à kortisol, prednison nisolone, dexametasone à merupakan glikostercord alami yang telah di perbaiki
oleh ahli kimiaà Dexametasone affinetet
lebih besar.
Kelainan Cortex adrenalis
-
Kelebihan – androgenà
Maskualinisasi Pseudo puber prekok = Syndrome adreno genetalis.
-
Kelebihan estrogen – pada tv adrenalis=
Feminisasi Pseudo hermaproditisme
-
Kelebihan glukokorticoid – cushing syndrome
-
Kelebihan meneralo korticoid à retensi
na tanpa udema hypertensi - lemah - tetani
-
Atropi Cortex Adrenalà TBC,
kanker tapi tak lengkap à sebabkan.
Addison Diseasis à Cor lebih kecil; Hypertesasi nahunà Krisis adison- bila stres – kolaps.
-
Adrenolectomi Bedah à ekresi Na
naik, Na masuk sel à volume plasma turun, tekanan darah turun à shock + beberapa hari meninggal.
-
TX mineralo kortikord – makan teratur layak hidup – bila stress – kolaps.
-
Pankreas à Regulasi metabolisme CH sekresi
·
Insulin à Anabolik, menyimpan glucose, asam lemak, asam amino.
Disekresi sel beta Langerhans P.
66
·
Glukagon katabolik à memobilisasi glucose, asam lemak dan asam amino dari
simpanan ke dalam darah. Disekresi sel A Langerlous P.
·
Langerhans Pankreas sel D sekresi somato statin.
·
Sel F à sekresi poly/peptida P.
DM. Diabetes
melitus = Defisiensi Insulin, Urine > rasa kecap.
Gx 3P (Poly urin – Poly pagi – Poly dipsi )
Hyperglisemia-glucosurie à ketosis à asidosis- koma
Patofisio – Insulin < à sebabkan masuknya glukoce ke banyak jaringan menurun
Glukosa hati à dilepas
bersih à hyperglikesmia à
glukosuria Diuresis asmotik à
dehydrasi.
Pankreas – DM à Fatofisio
à Dehidrasi à Polydipsi
à glukose jaringan lebih kecil dari sel à nafsu makan (polypagi) à gluko neogenesis à katobolis
– melemah – trigliserida lebih besar à sintesi lemak lebih kecil – asetilko A lebih besar tak
dapat ditangani hati untuk dirubah keton
(asam organik à ketosis – asidosis metabolik. à juga proteinà
dirubah-glukose untuk tenaga à BB menurun
defisiensi Prot. à Dehydrasi – Ka Na, ikut terbuang – hypotensi hypoovolemi
asidosis à koma à
toxcasidasi SSP dan semua kelainan Diatas segera dapat dikoreksi oleh pemberian
Insulin.
67
Preparad Insulin – IV-/ Subcutis
à Insulin kerja singkat.
à Insulin kerja sedang insulin lente bekerja 2-3 jam
à Insulin bekerja lama Protamin Zen Insulin OAD
1)
Tolbutamid Turunan sulfonil Uria = Klorpro pamide-rangsang insulin effek.
Fentormin dari Biquanida tak pengaruhi insulin.
·
Glukagon= polypeptida – dari sel A
-
Cara kerja à glukogenolitik-glukonio genik, lifolitik, ketogenik kalo
rigenek.
-
Merangsang Insulin sekresi H. Somato statin Pankreas.
-
Somato statesi H dari sel D pankreas.
-
Menghambat insulin, glukagon dan poly peptida.
-
Polypeptida pankreas dari sel F à koli
nergik menurunkan somato statin à sekresi naik
bila makan protein >, puasa, gerak badan hypoglysema acut,
DM dapat akibatkan oleh :
-
Retino pati diabetika ji parut protiferat + retina
-
Neprophatis diabetika gengguan - ren
-
Neurophati D == Fungsi syaraf <, hilang
-
Arterio scherotie terjadi lebih cepat – isufisiensi darah ferifere bila
luka tensi naik ganggren stroke myocard Infart.
68
-
Type I DM diabetes terjadi insulin (IDDM) = Diabetic Yuvenilis DM cenderung
katosia
-
Type II Diabet tak tergantung insulin, (NIDDM), diabetes terjadi mulai pada
maturitas DM resisten ketosin.
69
V HAND OUT
FISIOLOGI
SYSTEM
URINORI (PERKEMIHAN)
Oleh :
H.
Soejanto Hadisoeparto, S.Ked., Dr.
BAB VI
FISIOLOGI
SYSTEM
URINORI (PERKEMIHAN)
·
Di
dalam ginjal cairan serupa plasma difiltrasi melalui capiler Gromerolus ke
tubulus renalis cairan dikurangi - dirubah kompisinya (reabsorbsi dan sekresi
tubulus renalis – urine – pelvis renalis – vescica urenaria – berkemih
(noktura)
·
Ginjal
sbg endokrin membuat prostaglandin kinin, rennin, sbg faktor Erytropuetik.
·
Anatomi Fungsionel kesatuan
terkecil
Nephronum – terdiri dari :glomerolus, tubulus renalis
·
Capsul
Renalis – tipis – kuat – bila ren bengkak tertahan – ren tertekan –
Interstitiel tertekan – filtrasi glomerolus < anurie – gagal ginjal
1
·
GFR (Glomerolus Filtrasi
Rate) = laju filtrasi glomerolus – dapat diukur
- dgn ekresi dan kadar plasma
senyawa yg tidak disekresi dan tak diabsorsi – tak dimetabolisme – tetap. Tetapi
senyawa itu difiltrasi bebas oleh tubuh reaksi per satu waktu sehingga kadar
senyawa di arteri = vena mis. Inulin = polymer fructose dahlia per iv – infuse
terus – sehingga merata – per waktu – konsentrasi inulin urine dan iulin plasma
diukur
·
Kreatine darah – untuk
klinis – hanya diseksresi dan diabsorsi oleh tubulus, bersihkan kreatine
endogen GFR imulin = indek resting utk
fungsi ginjal
·
GFR normal 125 ml/menit <
10 % 7,5 ltr / jam – 180 ltr / hari, urine ± 1 ltr / hari, 99 % filtrate
diabsorsi/hari = 4 x – cairan tubuh = 15 x CES = 60 x plasma
2
·
Sirkulasi Ren – 1,2 – 1,3
ltr / menit = 25 % darah jantung – dapat diukur dgn flow meter elektromagnetik
dgn senyawa, waktu tertentu tapi tidak termetabolisme. = PAH – para aminon hypurat
∞ acid inulin
·
Ginjal mengreabsarsi air,
zat2
= air, makanan2, asam amino, laktat, sitrat, foospat, ,
glucose/lisos, H+, Cl-, sbg mekanisme transfer.
·
Senyawa
yg disekresi tubulus = merah fenol sulfur ptalin (zat warna) penicillin,
yodofuracel (diodras), = senyawa normal dihasilkan tubuh etersulfat, steroid,
glucoronide, seratomin.
·
Asam
laktat, asetat mempermudah probenecid, penbut, dinitrofenil dieuretik Hg –
menghambat tranfort
·
Deuresis air – minum >
hypotonic – minum >> lama >> - keracunan air – cepat (hypotonik
parah)
3
·
Gx cel otak bengkak – kejang
– coma +
Deuretik osmotic – salut, tab diabsorsi di dalam tubulus
renalin – volume urine >> difiltrasi
Mis. Manitol, palysaharida, DM, infus Nacl, etanol,
glucose, xantine (kopein , teopelin), GFR, diamox, tiazid, furosemide, aldacton
·
GFR, dipengaruhi faktor2 :
1. Aliran
ginjal
2. Tek
hydrostatik darah
3. Tek
hydrostatic cap bauman
4. Edema
Obstructie ureter
5. Protein
plasma dehydrasi, hypoprotein
6. Permiabilitas cap bauman
7. Luas
filtrasi efektif
·
Efek kelainan Ginjal
- Hypertensi
– ginjal sekresi renin
- Penyakit
ginjal – sering urine protein + ery, leucocyt + schtniler +, retensi Na+
- Kemampuan
pekatkan / encerkan urine
4
·
Protein urine – albumen
urine – nephrosis kehilangan prot > sintesa di hepar > hypoproteinemia
- tek onkostik plasma menurun – cairan
edema tertimbun di dalam jaringan2
·
Penyakit ginjal – urine <
dipekatkan, volume urine meningkat shg polyuria dan nokturia, tapi bila
nephroneum > banyak yg rusak – volume urine – oliguria – anuria
·
Uremia – produk pemecahan protein
ureum, bila ureum banyak tertimbun di darah – syndromauremia
Gx = letargi,
anorexia, mual, muntah,
= gangguan mental, kedutan otot, kejang, coma
/ chronis – tekan – erythopuisin - anemia
·
BUN – blood ureum nitrogen =
kadar – nitrogen ureum darah dan kadar kreatine darah dipakai sebagai indek
keparahan uremia.
5
·
Penyakit ginjal – juga
banyak pertahankan Na+ > -
edematosa
·
Glomerulosnephritis acuta –
Na+ - yg difiltrasi
·
Nephrotik syndrome – sekresi
aldosteron meningkat
- Retensi Na meningkat, protein plasma menurun
- Cairan
plasma è interstitial
- Payah
jantung – hypertensi
·
TX utk Gx uremia – senyawa
toxik dpt dihilangkan dgn dialysir darah
– terhadap kolam komposisi yg cocok – dalam darah ginjal buatan – ulang2 kali –
dapat hidup layak
·
Vesca Urenaria – kantong
kemih dapat urine dari ureter yg berperistaltik menyemprot ke U.V – penuh
kontraksi ureteria, syarat sympatis – N pelvicus, N pudendus, parasympahr – N
hypogastricus
Replex spinal, isi V.U
- isi 150 - 400 Cc
6
Berkemih – relaxasi m perineum – sphinter, uretra
·
Berkemih
– relaxasi dari M < kontraksi musculus detrusor V.U (vesica urenaria)
·
Kelainan Berkemih
- Disfungsi V.U contoh :
1. Gangguan
syaraf efferent
2. Gangguan
syaraf efferent dan afferent
3. Gangguan
rangsangan Inhibisi otak sebabkan kontraksi V.U untuk kosong, kontraksi lengkap
– masih ada urine residual
·
Perbandingan
komposisi2 senyawa penting antara urine – darah
Urine Plasma darah
Glucose 0 100 – mg / Dl
Na + 90 150 – mg / Dl
Urea 900 15 – mg / Dl
Kreatini 150 1 – mg / Hd
7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar